Jakarta, Aktual.com — Sebuah kisah dari Hadis yang diterangkan oleh Ustad Muhamad Ghozali, MA, kepada Aktual.com, Senin (29/02), di Jakarta, menyebutkan, bahwa Yazid Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah SAW pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Rasulullah SAW pun bertanya, Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda?

Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah SWT memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dahsyat untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu.”

Rasulullah SAW menjawab, “Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan Neraka itu kepadaku.”

Jibril berkata, “Baik, …Ketika Allah SWT menciptakan Neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam.”

“Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya Neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya.”

“Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni Neraka itu digantung di antara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya.”

“Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam Al Quran diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh.”

“Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya.”

Neraka itu mempunyai tujuh pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan.

Rasulullah SAW bertanya, Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami ?

Jibril menjawab, Tidak. Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 kali lipat dari pintu yang di atasnya.”

“Musuh-musuh Allah SWT diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, Malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu. Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh Malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari Neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam Neraka,” kata Ustad Muhamad Ghozali, MA.

Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?”. Jibril menjawab, “Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah. Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga keluarga Firaun, dalam neraka Hawiyyah.

Hal ini sebagaimana arti dari firman Allah SWT,”Maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyyah.” (Al Qari’ah : 9)

Pintu kedua namanya Jahim. Yakni pintu Neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di atasnya neraka Hawiyyah. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah SWT. Hal ini sebagaimana arti firman Allah, “Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat.” (Asy Syu’ara : 91)

Pintu ketiga namanya Saqar. Tempat arang-orang shabi’in. Merupakan pintu Neraka pada tingkatan ke 5. Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri. Tingkatan pintu neraka ini, terletak di atasnya pintu Neraka Jahim. Tentang neraka ini, Allah SWT telah berfirman yang artinya, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka).” (Al Mudatstsir : 42)

Pintu keempat namanya Ladza. Berisi Iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi. Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4. Di dalamnya ditempati Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza ini di atasnya pintu Neraka Saqar.

Dalam hal ini Allah SWT telah berfirman, “Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak.”(Al Ma’arij : 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari Neraka Ladza.

Pintu kelima namanya Huthamah. Tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu Neraka pada neraka tingkatan ke 3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu Neraka Ladza yang dihuni para Iblis. Tentang Neraka Huthamah ini, Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran, “Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan.”(Al Humazah : 5-6)

Pintu keenam namanya Sa’ir. Merupakan pintu Neraka pada neraka tingkatan ke 2. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah SWT telah berfirman, “Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (Neraka).”(Al Inshiqaq : 12)

Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah SAW. kemudian Rasulullah SAWbertanya, “Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?”

Jibril menjawab, “Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia.”

Mendengar cerita dari malaikat Jibril maka Rasulullah SAW pun pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala Rasulullah SAW di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali.

Lalu selang tak lama Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, Assalaamu’alaikum, yaa ahla baiti rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah SAW ?” Namun tidak ada yang menjawab, sehingga meraka pun menangis dan terjatuh.

Rasulullah SAW bersabda, “Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?”

Jibril menjawab, “benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar.

Kemudian Rasulullah SAW. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah SAW lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan salat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam salat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah SWT.

Pada hari yang ketiga, Abu Bakar RA. datang ke rumah beliau dan mengucapkan, Assalaamualaikum, yaa ahla baiti rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW ? Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu.

Umar RA. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, Assalaamu’ alaikum, yaa ahlal baiti rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW ?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.

Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, ” Assalaamu’ alaikum, wahai putri Rasulullah SAW sementara Ali r.a. sedang tidak ada di rumah.

Salman lantas berkata, “Wahai putri Rasulullah SAW, dalam beberapa hari ini Rasulullah SAW. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk salat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau.”

Fathimah lantas pergi ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah SAW Fathimah mengucapkan salam dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah.”

Waktu itu Rasulullah SAW sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya.” Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah.

Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis.

Fathimah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?” Beliau bersabda, “Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih.”

Fatimah bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?” Beliau bersabda, “Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai.”

Fatimah bertanya,” Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke neraka oleh malaikat?” Beliau bersabda, “Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak di antara umatku yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, Betapa sayang kemudaan dan ketampananku.

Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, Sungguh aku sangat malu. Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu, Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan, dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?

Malaikat itu menjawab, “Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan seperti itu. Malik berkata kepada mereka, Wahai orang-orang yang celaka, siapakah sebenarnya kalian ini? (Dalam hadis yang lain disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad SAW. karena seramnya Malaikat Malik).

Mereka menjawab, Kami adalah umat yang diturunkan Al Quran kepada kami dan termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan. Malik berkata, “Al Quran hanya diturunkan untuk umat Muhammad SAW.

Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, ‘Kami termasuk umat Muhammad SAW Malik berkata kepada mereka, Bukankah di dalam Al Quran ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah SWT ?

Ketika mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami.

Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah.

Malik lantas berkata, Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka.

Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka. Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak mengucapkan kalimat, Laa ilaaha illallah…., sehingga api neraka langsung menjadi padam.

Kemudian Malik berkata, Wahai api, sambarlah mereka! Api itu menjawab, Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat, Laa ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api Neraka, Sambarlah mereka.

Api itu menjawab, Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka mengucapkan kalimat, Laa ilaaha illallah. Malik berkata, Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy. Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai lehernya.

Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, Jangan membakar muka mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Kuasa.

Dalam Al Quran, Allah SWT telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut, “Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi gunung.”(Al Mursilat : 32) “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.(AlHijr : 43)

Dari Hadits Qudsi, Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik Matahari-Ku. Tahukah kamu bahwa neraka jahanam-Ku itu mempunyai 7 tingkat. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai Setiap rantai diseret oleh 70,000 Malaikat.

“Betapa pedih dan mengerikannya Neraka yang diceritakan oleh Malaikat Jibril, bahkan Rasulullah SAW pun menjadi sedih dan menangis tanpa henti-henti akan kabar yang disampaikan Malaikat Jibril kepad Rasulullah SAW,” ungkap Ustad Ghozali dengan meneteskan air mata.

“Keyakinan tentang kegaiban alam Surga dan Neraka, akan mampu menjadi mesin penggerak untuk selalu dan selalu belajar dan bekerja serta beribadah secara baik dan benar, yakni secara islami. Semoga ini menjadi gambaran untuk kita agar kita selalu ingat kepada Allah SWT agar kita dijauhkan dari siksa Neraka yang pedih,” terang ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: