Ketua Umum PPP Romahurmuziy saat memberikan sambutannya dalam acara silaturahmi dan buka puasa bersama di komplek perumahan anggota DPR RI, Jakarta, Kamis (8/6/2017). Dalam acara silahturahmi dan buka bersama DPP PPP yang dihadirin ratusan kader PPP ini mengambil tema Terorisme akar, sebab dan perkembangannya". AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Segala puji bagi Allah yang telah melimpah rahmah, sehingga 1 Syawal 1438 H menjadi hari kemenangan umat Islam di seluruh dunia dan di seluruh Indonesia. Begitulah pesan terbuka Ketua Umum PPP
Romahurmuziy atau biasa disapa Romi menyambut hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah.

Jika Rasulullah SAW merayakan dua kemenangan sekaligus pada lebaran Idul Fitri pertama tahun kedua Hijriah, yaitu kemenangan berpuasa sebulan lamanya dan kemenangan dalam perang Badar, hari ini, kata Romi umat Islam diseluruh penjuru dunia merayakan satu kemenangan paripurna, yaitu kemenangan melawan keganasan dan kebinatangan diri kita sendiri.

“Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang menjadi pencipta inspirasi, penebar optimisme, dan teladan keseimbangan hidup duniawi dan ukhrowi dengan ajaran Islam rahmah yang menebar kebaikan ke semesta sekelilingnya,” kata Romi dalam siaran persnya yang diterima redaksi, Sabtu (24/6).

Romi pun mengajak umat Islam agar momentum hari raya Idul Fitri ini dijadikan ajang muhasabah dan intropeksi diri. “Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
menatap kondisi bangsa Indonesia akhir-akhir ini, hendaklah kita gunakan momentum Hari Raya ini untuk muhasabah, introspeksi.”

“Marilah kita menilai secara jernih apa yang salah dari cara berpikir kita, dari cara kita berkomunikasi, dan dari tindakan sehari-hari, baik dalam kapasitas sebagai insan biasa maupun sebagai pemimpin. Pemimpin masyarakat, pemimpin politik, pemimpin negara, pemimpin instansi, pemimpin apa saja dan termasuk, pemimpin keluarga. Bila sekecap kata kotor dan menyakitkan saja pernah terucap, bila setitik nila saja pernah tertulis, bila sekejap saja kita pernah tak adil, bila sejumput saja kita pernah menzhalimi orang, pantaslah hari ini kita meminta maaf.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu