Jakarta, Aktual.com – Pernyataan Menpora Imam Nahrawi, terkait dengan rencana melegalkan judi sepak bola, terus mendapatkan kritikan. Kali ini kritikan datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.

Mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu, menyayangkan dan menekankan perlunya konfirmasi atas pernyataan Menpora tersebut.

“Saya kira itu perlu dikonfirmasi mengapa sampai muncul pernyataan seperti itu dari pejabat setingkat menteri,” kata Din saat dihubungi, Minggu (16/8).

Jikalau hal tersebut benar adanya, kata Din, maka itu merupakan pikiran yang rancu dan berseberangan dengan latar belakang Menpora yang berasal dari partai Kebangkitan Bangsa itu.

“Jika hal tersebut benar adanya apalagi berubah jadi rencana, itu pikiran rancu dari pejabat yang berasal dari partai Islam, karena harus diingat judi termasuk dosa besar dalam ajaran Islam,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015 tersebut.

Menurut Din, jika pernyataan tersebut menjadi rencana untuk melegalkan judi dalam sepak bola, maka tidak akan membawa berkah bagi bangsa termasuk bagi perkembangan olah raga yang sangat terkait dengan generasi muda.

Karena itu, Din meminta pernyataan tersebut jangan ditindaklanjuti menjadi kebijakan yang mengarah pada legalisasi judi sepak bola.

“Jika itu dilakukan, sama saja pemerintah, dalam hal ini Menpora telah merubuhkan akhlak bangsa apalagi olah raga ini sangat terkait dengan generasi muda. Karena itu saya sebagai Ketua MUI meminta agar rencana itu dihentikan karena tidak ada manfaatnya dan tidak ada faedahnya,” tutur Din.

Sebelumnya, dalam diskusi yang dihadiri oleh guru besar dari Universitas Indonesia, Menpora mengatakan hal sebagai berikut.

“Silahkan berjudi, tapi mohon maaf, ini bukan fatwa. Orang berjudi itu kadang pilihan, kadang juga keyakinan. Karena sebagian orang berjudi itu karena hobi, karena ingin buang sial. Ketika kemudian tahun 1991 Porkas, SDSB itu dihentikan oleh negara, saya melihat betapa banyak orang Indonesia yang berbondong- bondong pergi berjudi ke Malaysia dan Singapura, salah satu sumber pembiayaan olahraga kala itu dari situ,” katanya dalam Seminar dan Diskusi Nasional Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat, Kamis (13/8).

“Saya ingin menyatakan bahwa silahkan mereka berjudi bola, itu hak mereka. Tapi jangan pernah hasil judi atau cara judi itu masuk kepada pengaturan skor dan masuk ke lapangan. Cukup di tribun saja mereka berjudi main remi. Tapi kalau sudah masuk ke lapangan, mengatur wasit, mengatur pemain, maka dimana sesungguhnya fondasi revolusi mental terjadi,” ujarnya menambahkan.

Ketika dikonfirmasi, Menpora berkilah bahwa dirinya tidak mengatakan hal seperti itu. Dan pernyataan tersebut, kata Menpora, merupakan salah tafsir.

“Enggak. Wong saya lagi lawan mafia bola masa memperbolehkan judi. Judi itu sendiri sudah dilarang dan hukumannya pidana. Bahwa ada orang percaya judi sebagai pilihan, silakan itu urusan masing-masing, tapi hukum positif kita kan mengatur bahwa itu pidana,” kata Imam di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8).

Terkait pernyataannya tersebut yang membuat polemik karena akhirnya menimbulkan berbagai penafsiran, Nahrawi mengatakan dirinya akan melakukan klarifikasi.

“Terkait salah pahamnya statemen itu, nanti saya mau buat klarifikasinya soal ini,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh: