Bandung, Aktual.com – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menegaskan, bahwa umat Islam tidak akan mungkin mengganti ideologi Negara Indonesia, Pancasila dengan ideologi lain.

“Kalau umat Islam ingin mengganti NKRI, menghapuskan Pancasila, itu gombal, dan ingin menghapuskan peran umat Islam dalam memperjuangkan negeri ini,” kata Zulkifli, saat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan, di Pondok Pesantren AL-Quran Babussalam, Ciburial, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/8).

Menurut dia, para pendiri bangsa telah meletakkan fondasi berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Ini warisan yang ditinggalkan para pendiri bangsa, termasuk para kiai, ulama, dan santri,” katanya.

Ia pun meminta semua pihak untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, dan jangan ada lagi stigmanisasi pancasilais dan tidak pancasilais atau, toleran dan intoleran.

“Melaksanakan ajaran agama itu pancasilais. Ke masjid sesuai ajaran agamanya, itu pancasilais. Yang ke gereja sesuai ajaran agamanya, itu pancasilais. Apakah dia Islam, Kristen, Hindu, Budha, tapi jual narkoba, itu tidak pancasilais. Jadi ini bukan agamanya, tapi perilakunya,” ucapnya.

Oleh karena itu, dirinya mengimbau bila perbedaan sikap politik, maka harus diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. Bukan saling hujat bahkan memfitnah.

“Perilaku, sikap, kalau ada perbedaan itu musyawarah mufakat. Karena Pancasila itu mepersatukan, bukan memecah belah,” kata Zulkifli.

Dalam kunjungan kerjanya di Kota Bandung, Ketua MPR juga melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung.

Zulkifli Hasan di hadapan para ulama mengatakan, mengutuk tindakan Israel yang menistakan Palestina merupakan sebuah perilaku Pancasilais.

“Kita harus memanusiakan manusia dengan adil dan beradab. Mengutuk tindakan Israel kepada Palestina, bukan hanya persoalan agama, tapi kemanusiaan,” ujarnya.

Zulkifli menambahkan, sesama warga Indonesia harus saling melindungi dan tidak menghiraukan orang yang ingin adanya perpecahan.

“Umat Islam jangan mau diadu domba di antara sesama. Ada orang yang akan mengambil keuntungan dengan perpecahan, seperti Arab Saudi dan Qatar. Amerika mengambil keuntungan dengan konflik kedua negara Islam ini,” ujarnya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: