Ketua DPR RI Setya Novanto menjawab pertanyaan wartawan seputar kesiapan pidato kenegaraan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di Press Room DPR, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/3). Raja Salman akan menyampaikan pidato politik pada Kamis (2/3) besok di gedung DPR. AKTUAL/Tino Oktaviano
Ketua DPR RI Setya Novanto menjawab pertanyaan wartawan seputar kesiapan pidato kenegaraan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di Press Room DPR, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/3). Raja Salman akan menyampaikan pidato politik pada Kamis (2/3) besok di gedung DPR. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan, Hari Kebangkitan Nasional kembali mengingatkan pada sebentuk perjuangan anak bangsa, founding fathers dan pelopor pergerakan perjuangan menuju perwujudan cita-cita kemerdekaan.

Momentum tersebut begitu bersejarah dan menjadi salah satu tonggak penting bagi tegaknya nasionalisme sebagai bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Dengan perasaan yang sama tentang diri yang tertindas, terjajah dan terbelenggu oleh rezim kolonial, Organisasi Boedi Oetomo yang menaungi kaum terdidik kala itu, bangkit melawan penjajahan dengan ide, gagasan dan pikiran tentang pentingnya persatuan.

“Hari ini, kita memperingatinya kembali dalam suasana yang begitu mendesak untuk kita gali dan petik hikmah dan inspirasi demi masa depan NKRI. Kebangkitan Nasional mengisyaratkan bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan, tujuan dan cita-cita kemerdekaan yang seutuhnya akan kita raih,” ujar Novanto, Sabtu (20/5).

Dengan pemahaman tentang nasionalisme yang utuh, lanjutnya, kita mampu mewujudkan cita-cita bangsa dan negara sebagaimana yang diamanatkam oleh para pendahulu dan pendiri bangsa ini.

Di tengah situasi sosial kemasyarakatan yang dapat terpecah dan terfragmentasi, kata dia, bangsa memerlukan nilai-nilai nasionalisme yang terus terasah, terbina dan terkonsolidasi setiap saat.

“Kita membutuhkan peran para cerdik pandai, para alim dan ulama serta para kaum profesional yang senantiasa membangkitkan semangat dan harapan tentang Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang,” kata Novanto.

Sebagaimana peran para pelopor kebangkitan dan kemerdekaan masa lalu, mereka pun sejatinya mampu menyuarakan visi dan misi yang sama tentang NKRI, tentang Pancasila sebagai dasar negara yang mampu menyatukan perbedaan yang kita miliki.

“Saya meyakini, warisan perjuangan kebangsaan kita telah banyak mengilhami generasi setelahnya, masa kini dan masa depan, tentang bagaimana merespons dinamika dan tantangan kehidupan berbangsa di negara yang beraneka ragam suku, agama dan ras. Inspirasi yang membuat kita tetap menatap Indonesia yang satu hingga saat ini,”

Novanto menegaskan, Hari Kebangkitan Nasional bukanlah sekedar ritual peringatan tahunan, namun lebih dari itu memberi pelajaran berharga tentang bagaimana menyikapi perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan di alam demokrasi.

“Perbedaan yang tidak disikapi dengan sinisme apalagi kebencian. Perbedaan yang tidak dijawab dengan kekerasan ataupun intimidasi. Namun perbedaan yang dihadapi dengan keteduhan dan kesejukan atas dasar persamaan nasib sebagai anak bangsa yang sedang membutuhkan suasana kehidupan yang aman, tertib dan damai,”

Ia menambahkan, banyak nilai-nilai dari kebangkitan nasional yang dapat dijadikan teladan untuk generasi masa kini dan yang akan datang.

“Ingat, nasionalisme adalah sumber kekuatan kita bersama. Mari kita asah dan rawat dengan baik demi tegak dan lestarinya masa depan Indonesia yang kita cintai,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: