Jakarta, Aktual.com – Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono, meminta agar Plt Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham menyiapkan gelaran Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Menurutnya, Golkar disebut membutuhkan ketua umum definitif yang dapat menjalankan roda keorganisasian Partai Golkar.

Agung menilai, Munaslub sudah menjadi kebutuhan mendesak bagi Partai Golkar. Terlebih desakan Munaslub juga dilontarkan oleh sejumlah DPD I Partai Golkar.

Oleh karenanya, Idrus harus menjawab aspirasi ini dengan tetap menyiapkan perhelatan munaslub dengan sebaik mungkin.

“Plt ketum itu harus ditugaskan bukan hanya sekadar menjalankan program partai, tapi menyiapkan Munaslub yang diselenggarakan akhir tahun ini,” kata Agung kepada wartawan di Sekretariat Kosgoro 1957, Jakarta Selatan, Rabu (22/11).

Munaslub, jelas Agung, merupakan momentum penting untuk memperbaiki kondisi Golkar. Sebab kewenangan Plt Ketum sangat terbatas dibandingkan dengan kewenangan yang dimiliki Ketum definitif.

“Karena Plt tidak cukup kewenangan, kekuasan dia belum legitimate untuk melakukan tindakan-tindakan itu (memperbaiki partai). Jadi harus ada langkah yang mendasar dengan menyelenggarakan Munaslub,” jelas mantan Ketua DPR ini.

Agung khawatir dengan kondisi Golkar tanpa ketum definitif. Hal ini menurutnya bisa menimbulkan kegelisahan pengurus dan kader. Menurut Agung, ada kemungkinan DPD bersuara untuk meminta pergantian Ketum Golkar.

“Saya khawatir kalau DPP seperti ini terus-terusan maka mungkin saja DPD bersuara, kondisinya bersatu. Dan ini harus dicegah, harus dicari solusi yang semua bisa menerima,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Tengah, Wisnu Suhardono menyebut ada sebagian masyarakat yang telah muak dengan kinerja sang Ketua Umum, Setya Novanto. Wisnu mengatakan itu merupakan kondisi objektif yang tengah dialami Partai Golkar.

“Kondisi objektif saat ini Golkar, anda sudah sangat luar biasa menilainya, ada publik sudah muak terhadap kinerja Setya Novanto,” kata Wisnu.

Wisnu juga menyebut kondisi Golkar saat ini mengalami tingkat penurunan kepercayaan masyarakat. Dia lantas mengatakan penyebab dari persoalan itu adalah ada sebagian tokoh yang masih menggantungkan hidupnya kepada partai.

Karena itu, dia berharap Golkar dapat mempunyai pemimpin baru yang loyal dan tidak hanya hidup dari partai. Pemimpin yang seperti itu, menurut Wisnu, akan meningkatkan kembali kepercayaan rakyat kepada Golkar.

“Ke depan, (perlu) ada pemimpin yang tidak hidup dari partai tapi menjiwai dan loyal kepada partai untuk menghindari money politics,” tegasnya.

 

Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan