Jakarta, Aktual.com – Otoritas Jasa Keuangan melihat, saat ini situasi ketidakpastian masih menyelimuti perekonomian dunia. Terlebih dalam beberapa waktu terakhir terdapat dinamika yang menambah ketidakpastian tersebut.

Hal-hal seperti menguatnya semangat proteksionisme, harga komoditas yang masih mengalami tekanan, serta meningkatnya tensi geopolitik di berbagai belahan dunia telah menjadi tekanan tersendiri bagi stabilitas sistem keuangan Indonesia.

“Faktor-faktor risiko ini turut memberikan tekanan terhadap stabilitas sistem keuangan, dan pada gilirannya berpotensi mengganggu proses pemulihan (sistem keuangan),” kata Wakil Ketua Dewan Komisoner OJK Rahmat Waluyanto saat membuka seminar internasional OJK-ADB Navigating Financial Stability in an Evolving Global Economic System dalam keterangan yang diterima, Kamis (13/7).

Selain itu, kata dia, sektor keuangan juga dihadapkan pada semakin maraknya pemanfaatan kemajuan teknologi dalam masyarakat. Penerapan teknologi di sektor keuangan ini akan mengubah pola transaksi ke depan. “Dan di sisi lain, pemanfaatan teknologi ini akan memberikan manfaat melalui peningkatan efisiensi serta perluasan cakupan layanan keuangan.”

Namun demikin, sebutnya, perkembangan tersebut perlu diantisipasi dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kerentanan yang tidak diharapkan dalam stabilitas sistem keuangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu