Jakarta, Aktual.com – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meminta desa-desa yang terkena dampak gempa 7 Skala Richter (SR) Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, untuk merevisi Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes).

“Kami segera mengadvokasi desa-desa untuk merevisi APBDes, sehingga dana desa bisa digunakan untuk melakukan rehabilitasi desa-desa yang terkena bencana,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT, Anwar Sanusi, Selasa (7/8).

Ia menjelaskan pihaknya melakukan koordinasi dengan sejumlah kementerian dan juga lembaga untuk penanganan pascagempa, seperti rehabilitasi infrastruktur dan juga sosial.

“Selain itu di Kemendes PDTT juga ada Direktorat Penangan Pasca Bencana akan mengintensifkan pengembangan kapasitas penduduk untuk bisa segera bangkit pascabencana,” tambah dia.

Sebelumnya, Kemendes juga menurunkan tim Penanganan Daerah Rawan Bencana (PDRB) ke sejumlah daerah bencana. Kemendes juga meminta agar pendamping desa saling berkoordinasi bahu-membahu membantu masyarakat terdampak, meskipun mereka berasal dari kabupaten yang berbeda.

Sebanyak 98 orang meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 7 SR yang mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (5/8).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan gempa tersebut juga telah mengakibatkan 236 orang luka-luka serta ribuan rumah rusak.

Terapi Trauma

Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan terapi trauma yang diperuntukkan bagi siswa dan guru pascagempa di Lombok.

“Saat ini, kami menginventarisir bantuan yang bisa diberikan ke sekolah dan para guru, termasuk menyiapkan terapi trauma bagi mereka,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud, Didik Suhardi, di Jakarta.

Didik menjelaskan pascagempa, sebagian besar siswa maupun guru mengalami trauma. Untuk itu pihaknya menyiapkan terapi trauma.

“Kami turut prihatin atas gempa yang terjadi di Lombok, yang juga berdampak pada sejumlah kawasan seperti Bali. Kami berharap semoga tidak banyak memakan korban,” harap Didik.

Saat ini, lanjut Didik, pihak dinas pendidikan kabupaten dan propinsi sedang mengidentifikasi data kerusakan, termasuk kebutuhan apa saja yang diperlukan pada masa pemulihan seperti saat ini.

Selain itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy akan kembali mengunjungi lokasi gempa guna memberikan bantuan dan mendengarkan masukan dari lapangan.

Sebelumnya, gempa 6,4 skala richter (SR) juga mengguncang wilayah tersebut pada Minggu (29/7). Kemendikbud menyiapkan tenda untuk menjadi ruang kelas dan perlengkapan sekolah agar pembelajaran dapat berjalan.

Mendikbud juga melibatkan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD dan Dikmas) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) serta mengajak satuan-satuan pendidikan untuk dapat menjalankan gerakan solidaritas agar meringankan beban para korban.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan