Pedagang membereskan daging di pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (15/10). Kementerian Perdagangan (Kemdag) lamban memberi Surat Persetujuan Impor (SPI) kepada 39 perusahaan penggemukan sapi (feedloter). Hal ini berpeluang menyebabkan krisis harga daging sapi akibat minimnya pasokan sapi pada akhir tahun ini hingga awal tahun depan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memaparkan ketersediaan stok sejumlah komoditas bahan pokok menjelang lebaran mencukupi hingga Juli 2017. Komoditas bahan pokok itu mencakup gula, daging sapi dan minyak goreng.

“Catatan untuk lebaran, minyak goreng di tangan saya ada 1 juta ton yang kalau terjadi sesuatu, ada upaya penimbunan, kami bisa gelontorkan setiap saat. Gula ada lebih dari 500 ribu ton dan daging ada 48 ribu ton,” kata Menteri Enggar di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Selasa (4/4).

Enggar menjelaskan, stok daging masih akan ditambah hingga 30 ribu ton, namun ia memastikan ketersediaan daging sebanyak 48 ribu ton di Bulog cukup sampai Juli 2017 atau setelah lebaran Idul Fitri.

Selain tiga komoditas tersebut, Mendag juga menjamin stok beras yang mencapai 2 juta ton di Gudang Bulog atas sinergi bersama Kementerian Pertanian sehingga tidak ada kekhawatiran meskipun curah hujan tinggi.

Untuk menjaga stabilitas harga, Kemendag telah menetapkan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) untuk tiga komoditas, yakni gula, minyak goreng, dan daging yang telah disepakati bersama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan belasan distributor tiga bahan pokok tersebut.

Kementerian Perdagangan menetapkan HET untuk komoditas gula sebesar Rp12.500 per kg, minyak goreng kemasan sederhana Rp11.000 per liter dan daging beku dengan harga maksimal Rp80.000 per kg.

Kebijakan penetapan HET untuk tiga komoditas ini akan berlaku mulai 10 April 2017 sampai September untuk kemudian dievaluasi kembali.

Enggar mengatakan pasar ritel modern sebagai pasar harga acuan (price leader) dipastikan tidak akan menjual tiga komoditas pangan tersebut lebih dari HET yang ditetapkan. Dengan demikian, pasar tradisional akan menjual bahan pokok mengikuti harga acuan pasar ritel.

“Pasar ritel modern adalah ‘price leader’. Saat harga di pasar ini tinggi, pasar tradisional juga tinggi, tetapi saat kita bisa menekan harga di pasar modern, pasar tradisional akan turun. Apa pedagang pasar tradisional itu akan dapat untung? Jawabannya masih. Pemerintah akan memastikan pedagang tidak rugi,” ungkapnya.

Enggar memastikan penetapan HET ini tidak akan membuat dunia usaha, baik pasar ritel modern dan tradisional merugi karena distributor tidak akan menjual tiga komoditas tersebut dengan harga yang lebih tinggi baik ke pasar ritel maupun tradisional. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh: