FOTO ARSIP. Terdakwa kasus kepemilikan amunisi Muhammad Bahrun Naim menjalani sidang di Pengadilan Negeri Solo, 21 Februari 2011. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim diduga berada di balik serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin. ANTARA FOTO/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha/aww/16.

Solo, Aktual.com – Adik kandung Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim, Dahlan Zaim, mengaku keluarga tidak yakin jika kakaknya itu menjadi otak teror bom di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) lalu.

“Keluarga tidak yakin kalau kakak (Bahrun Naim) jadi otak teror bom di Jakarta,” kata Dahlan Zaim ketika ditemui di kediamanannya, Solo, Jawa Tengah, Senin (18/1).

“Kakak merupakan sosok yang baik dan peduli dengan adik-adiknya,” tambahnya.

Meski demikian, Dahlan Zaim mengaku tidak mengetahui keberadaan kakaknya itu.

”Waktu itu, kakak pergi memang sempat pamit. Sekarang dimana dia, saya tidak tahu,” katanya.

Selain itu, kata Dahlan Zaim, keluarga juga sudah lama tidak melakukan kontak dengan Bahrun Naim.

“Hubungan kontak hanya dilakukan lewat media sosial (medsos). Dan, ketika melakukan komunikasi, Kakak juga tidak menunjukan perilaku yang berbeda,” akunya.

Ketika ditanya, media sosial apa yang dugunakan untuk melakukan komunikasi dengan Bahrun Naim, Dahlan Zaim enggan untuk memberitahu.

Seperti diketahui, pasca teror bom di MH Thamrin, Jakarta, polisi langsung mengaitkan dengan Bahrun Naim sebagai otak dari serangan yang menewaskan tujuh orang, empat diduga pelaku teror dan tiga korban itu.

Polisi mengaitkan hal itu, karena Bahrun Naim pernah ditangkap Densus 88 Anti Teror pada 2011, atas kepemilikan ratusan butir peluru. Bahrun Naim kemudian ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I, Solo, selama 2,5 tahun.

Setelah bebas, pada 2014, Bahrun dikabarkan bergabung dengan ISIS, dan menjadi orang Indonesia pertama yang bergabung dengan kelompok radikal itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara