Garuda Indonesia

Jakarta, Aktual.com – Mantan Menteri Koordinator Bisang Kemaritiman, Rizal Ramli, kembali bersura keras membuka praktik dugaan korupsi yang menjalar di semua lini. Terutama pada kementerian dan lembaga pemerintah serta meliputi perusahaan milik negara (BUMN).

Pria yang dikenal dengan Jurus Rajawali Ngepret ini terus bersuara lantang baik di dalam maupun diluar pemerintahan. Kali ini dia kembali menegaskan dan meyakini telah terjadi tindak korupsi pada pengadaan pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit oleh PT Garuda Indonesia.

Akibatnya perusahaan itu terperosok dalam pusaran hutang yang sangat akut dan ditambah pembengkakan biaya operasional yang begitu tinggi hingga hal ini telah menimbulkan kerugian sekitar Rp 1,31 triliun pada quartal pertama tahun 2017.

“Di dalam pembelian pesawat itu ada sogok-menyogok, KKN, kemahalan, sehingga akibatnya Garuda dibebani dengan hutang yang sangat besar,” katanya di Jakarta, Kamis (15/6)

Rizal meminta permasalahan ini harus segera ditangani, kalau tidak, PT Garuda dikhawatirkan akan mengalami kebangkrutan. Sangat bisa dipahami, terbukti bahwa hutang Garuda kian lama kian membesar.

Pada tahun 2015, utang Garuda Indonesia mencapai Rp. 32,5 Triliun. Kemudian pada tahun selanjutnya telah mencapai Rp. 36,6 Triliun. Lalu pada tahun 2017 ini, hungga Garuda tembus sebesar Rp. 39,6 Triliun.

“Dari segi teknis, kualitas keamanannya nggak kalah dengan kualitas Singapore Airlines dan lainnya, bahkan lebih. Pelayanannya bagus dan memuaskan. Tetapi keunggulan ini tertutup karena kesalahan dimasa lalu jor-joran membeli Pesawat Airbus A350. Ini harus segera ditangani,” tuturnya.

Diantara solusi taktis yang ia rekomendasikan agar pembelian unit pesawat dan komponen lainnya yang merugikan korporasi agar direnegosiasikan kembali, bila perlu dilakukan pembatalan atau dijual ke pihak ketiga.

Kemudian dia meminta agar penegak hukum membongkar tindak korupsi dalam pengadaan pesawat yang dilakukan beberapa tahun lalu. Selain itu, yang terpenting dia ingin uang hasil korupsi yang dicurigai disembunyikan di Singapore agar disita dan dikembalikan kepada PT Garuda.

Lalu secara khusus dia meminta kepada management dan komisaris untuk berani bertindak tegas dan profesional. Sehingga mampu menyuarakan jika terdapat tindakan melanggar hukum.

“Kami minta kepada management dan komisaris untuk berani menyatakan kebenaran. Jangan seperti dulu waktu saya mengungkapkan, malah pada protes dan bilang Rizal Ramli nggak benar, tukang ngaco. Dan hari ini benar semua pernyataan kami dulu. Kalau saya asal ngomong, reputasi saya sudah hancur dari dulu. Kita punya reputasi sekarang karena saya jaga dengan data-data,” pungkasnya.

Mengingatkan, pada Agustus 2015 silam, Rizal Ramli secara getol menolak rencana pembelian pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit oleh Garuda Indonesia. Menurutnya pesawat Airbus A350 hanya cocok untuk rute Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa saja.

Solusi yang ditawarkan Rizal kala itu agar Garuda membeli pesawat yang kelasnya lebih rendah, yakni Airbus 320 agar benar-benar bisa menguasai pasar domestik dan Asia.

(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh: