Jakarta, Aktual.co — Dalam program Nawa Cita-nya, Presiden Jokowi mencanangkan kedaulatan pangan. Untuk mewujudkannya kemudian, Jokowi mencanangkan program swasembada pangan dalam kurun waktu 3 tahun sampai 5 tahun.

Menanggapi hal tersebut, pengamat Dwi Andreas Santosa yang juga sebagai Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), mengatakan bahwa kedaulatan pangan itu ibarat wacana indah yang jauh dari kenyataan.

“Jokowi mencanangkan kedaulatan pangan, bukan sekedar swasembada pangan. Tapi kedaulatan pangan itu seperti wacana saja, indah diucapkan tapi kenyataannya jauh,” ujar dia saat Diskusi Pangan Kita di Jakarta, Senin (25/5)

Kendati demikian, dia berharap kedaulatan pangan menjadi jawaban pemerintah untuk mengatasi krisis pangan. Dan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kata Dwi, pemerintah harus segera memperbaiki sektor hulu sejalan dengan program pembangunan infrastruktur dasar, seperti jaringan irigasi. Tak hanya itu, pemerintah juga harus memperhatikan pembangunan atau pembenahan infrastruktur pendukungnya.

“Ketika membangun bendungan, harus memperhatikan infrastruktur lainnya. Airnya darimana kalau di atas bendungan rusak. Jadi harus dibangun fasilitas lain, khawatir bendungan tidak bisa digunakan. Jadi harus ada perencanaan sangat matang,” tutur dia.

Hal senada diungkapkan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, bahwasanya pemerintah perlu mengejar target swasembada pangan karena potensi yang dimiliki RI sangat besar.

“Di banyak negara, agak turun targetnya ketahanan pangan artinya ketersediaan suplai entah itu dari impor atau tidak. Tapi kalau kita harus swasembada karena potensinya besar,” tegas dia.

Lebih lanjut dikatakan dia, pemerintah membutuhkan waktu satu hingga dua tahun untuk merealisasikan swasembada pangan dengan dukungan teknologi, sumber daya alam dan sumber daya manusia serta kerja keras Kabinet Kerja.

“Contohnya saja kedelai, kebutuhannya 2,5 juta ton tapi produksi cuma 1,2 juta ton. Artinya masih butuh impor sekira 1,3 juta ton. Kebutuhan ini buat masyarakat, bahan baku mayoritas 62-70 persen, industri makanan dan minuman. Jadi swasembada mungkin perlu waktu satu sampai dua tahun,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh: