Pemerintah terbitkan surat utang negara. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara, menyebutkan kondisi pemerintah yang sudah kecanduan utang sangat berbahaya. Ke depan, pemerintah harus mau melepas ketergantungan utang tersebut.

“Sangat berbahaya pemerintah jadi kecanduan utang. Dan hal ini dipengaruhi dua hal. Pertama, crowding out effect alias uang di pasar yang harusnya terserap untuk investasi produktif justru terserap untuk beli utang pemerintah,” papar Bhima di Jakarta, Senin (9/1).

Crowding out ini bisa menjadi tekanan bagi likuiditas perbankan. Faktor kedua, adanya overhang alias tingginya utang justru buat ekonomi makin lesu.

“Karena utang baru tidak semua digunakan untuk belanja produktif, tapi justru untuk belanja operasional plus menutup utang lama. Ini tidak sehat. APBN seperti ini tak sehat. Makanya, S&P (Standard n Poor) belum kasih kita predikat layak investasi,” ujar Bhima.

Dia pun menegaskan, pemerintah harus bisa menciptakan solusi untuk melepaskan diri dari ketergantungan utang.

“Solusinya saya rasa ada banyak. Salah satunya bagi utang bilateral, pemerintah bisa meminta penghapusan utang,” jelas Bhima.

Selain, dia melanjutkan, solusi berikutnya adalah dalam menerbitkan global bond jangan lagi berbunga tinggi, cukup dengan yield yang lebih rendah. Hal seperti ini membuat beban pemerintah untuk membayar utangnya tidak kian berat.

“Juga perlu ada efektivitas penggunaan utang. Ini penting terutama bagi belanja modal, sehingga kedepannya kemampuan bayar utang akan semakin meningkat,” tandas Bhima.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: