Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, bersama stafnya Sunny Tanuwidjaja, tampil bersaksi di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016). Ahok dan Sunny bersaksi untuk terdakwa mantan Presiden Direktur Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja dan Trinanda Prihantoro, dalam kasus suap terkait rancangan peraturan daerah (Raperda).

Jakarta, Aktual.com – Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Mayjend TNI (purn) Prijanto mengaku telah bertemu dengan keluarga Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Mohammad Hatta, atau Bung Hatta. Dalam hal ini Sri Edi Swasono dan Meutia Hatta.

Dalam pertemuan itu, pihak keluarga belakangan merasa menyesal telah memberikan penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award (Bhaca) kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada tahun 2013 lalu.

“Mereka menyesal, tepatnya merasa tidak nyaman memberikan (penghargaan) itu,” kata Prijanto dalam Halaqah Islam dan Peradaban bertemakan ‘Tolak Ahok, Tolak Pemimpin Kafir’ di Jakarta, Rabu (10/8).

Disampaikan, pertemuan dirinya dengan keluarga Bung Hatta juga diikuti sekitar 20-an warga Jakarta. Prijanto menyampaikan beberapa sikap Ahok yang dinilainya bertentangan dengan pribadi Bung Hatta kepada Sri Edi Swasono dan Meutia Hatta.

Perilaku dimaksud salah satunya bahwa Bung Hatta tidak pernah mencaci rakyatnya. Seperti kata-kata ‘Tai lu’, ‘Maling lu’ dan kata-kata mencaci-maki lainnya.

Setelah mendapati penjelasan panjang lebar, Sri Edi Swasono sebagaimana disampaikan Prijanto merasa tidak nyaman dengan pemberian penghargaan tersebut. Meski begitu, Sri Edi Swasono menyatakan tidak akan menuntut pencabutan penghargaan yang telah diberikan.

“Penghargaan itu tidak cocok dengan pribadi, karakter dan nasionalisme Bung Hatta, keluarga Bung Hatta merasa tidak nyaman,” jelas Prijanto.

Prijanto menambahkan, tanpa harus ditarik penghargaan yang telah diberikan, Ahok seharusnya sadar dan mengerti. Dalam istilah Jawa, cukup diberi senyum saja orang bersangkutan langsung mengerti.

Dalam kesempatan itu ia menyinggung kemungkinan intelijen Ahok mengikuti kegiatan HTI dan menyampaikan hasilnya kepada Ahok dengan benar.

“Kira-kira, 99,9 persen yang ada diruangan ini tidak akan milih Ahok, yang 0,1 intelijen ada diruangan ini. Selamat datang intelijen. Saya sampaikan, janganlah anda menulis laporan, Prijanto menghasut, menanam kebencian, tidak!,” ucap dia.

“Saya diundang rakyat Jakarta, bapak ibu mengundang kan? Masak diundang rakyat ga datang,” sambung Prijanto.

Laporan: Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby