Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju impor masih terus mengalami pertumbuhan signifikan. Untuk November 2017 lalu ternyata mengalami kenaikan 6,42 persen atau senilai US$ 15,15 miliar disbanding bulan sebelumnya.

Bahkan dibanding November 2016 lalu juga mengalami kenaikan yakni cukup signifikan yakni mengalami pertumbuhan mencapai 19,62 persen.

“Kenaikan impor yang tinggi ini karena adanya pertumbuhan dari impor nonmigas di November 2017 yang mencapai US$12,92 miliar atau naik 7,37 persen dibanding Oktober 2017,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta, Jumat (15/12).

Kenaikan impor nonmigas juga karena secara year on year (yoy) juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 18,05 persen. Sementara impor migas juga meningkat cukup besar secara yoy sebanyak 29,56 persen atau berada di nilai US$ 2,23  miliar tetap naik, meskipun tipis sebesar 1,22 persen ketimbang Oktober 2017 lalu.

Tingginya laju impor ini juga masih didominasi barang-barang dari China yang membanjiri pasar dalam negeri. “Untuk negara pemasok barang impor nonmigas yang terbesar selama Januari–November 2017 tertinggi masih dari China dengan nilai US$ 31,78 miliar atau mencapai 26,46 persen dari total barang-barang luar negeri yang membanjiri pasar dalam negeri,” jelas dia.

Tempat kedua paling banyak datang dari Jepang senilai US$ 13,89 miliar (11,56 persen), lalu Thailand US$8,44 miliar (7,03 persen). Sedang untuk impor nonmigas dari ASEAN sendiri mencapai 20,37 persen, sementara dari Uni Eropa di angka 9,32 persen.

Dilihat dari nilai impor semua golongan, kata dia, ternyata semua mengalami kenaikan. Rata-rata naik dua digit. Untuk impor barang konsumsi naik 15,19 persen selama Januari-November 2017 dibanding tahun lalu di periode yang sama. Impor bahan baku/penolong juga naik 16,37 persen dan impor barang modal meningkat 11,53 persen.

Namun demikian, dengan laju impor yang tinggi itu, kata dia, neraca perdagangan di November 2017 masih surplus tipis. “Laju impor per November 2017 sendiri mencapai US$ 15,28 miliar atau  meningkat  0,26  persen  dibanding  ekspor  Oktober  2017. Jadi surplus tipis dibanding impor kita yang di angka US$ 15,15 miliar,” tutup dia.

 

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs