Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku, pihaknya tidak melakukan penyadapan terhadap Presiden keenam RI Susilo Bangan Yudhoyono alias SBY. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku, pihaknya tidak melakukan penyadapan terhadap Presiden keenam RI Susilo Bangan Yudhoyono alias SBY.

Pengakuan itu disampaikan Tito terkait dugaan penyadapan terhadap SBY yang terungkap dari sidang kasus penistaan agama, yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai terdakwa.

“Khusus untuk Polri, saya tegaskan tidak ada penyadapan dari Kepolisian,” kata Tito dalam rapat kerja Polri dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/2).

Menurut Tito, standar operasional prosedur Polri sangat lah ketat. Selain ada peraturan Kapolri yang mengatur, Polri juga memerlukan izin pengadilan untuk dapat melakukan penyadapan.

Kepolisian juga harus mempelajari pernyataan Ahok tersebut. “Setelah itu komunikasi itu diketahui menurut yang bersangkutan dari media. Jadi belum ada kata-kata penyadapan.”

Tak hanya Kepolisian, ada beberapa instansi yang berwenang melakukan penyadapan seperti Badan Intelijen Negara dan Lembaga Sandi Negara. Namun, dia enggan menjabarkan mengenai mekanisme penyadapan di instansi lain tersebut.

Tak hanya itu, penyadapan saat ini tak hanya bisa dilakukan oleh lembaga atau institusi resmi. Pihak asing pun memiliki teknologi yang bisa melakukan kerja intelijen di seluruh dunia.

Pernyataan Tito pun diprotes Wakil Ketua Komisi III sekaligus Ketua DPP Partai Demokrat Benny K Harman. Benny menilai kondisi tersebut berbahaya terlebih jika ada pihak-pihak yang tidak memiliki otoritas melakukan kerja intelijen mampu melakukan itu.

Namun, Tito menyebut hal itu adalah permasalahan dari kemajuan teknologi yang semakin canggih dan sudah menjadi perbincangan di tingkat internasional.

“Negara yang bisa melakukan penyadapan tanpa kerja sama dengan provider di negara itu ini teknologi. Memang jadi permasalahan keamanan dan hukum.”

“Amerika saja sampai bingung sendiri karena bagaimana mem-blok kemampuan-kemampuan itu tapi sudah ada teknologi seperti itu. Jadi kita harus hati-hati.” [Novrizal Sikumbang]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu