Dittipidnarkoba Bareskrim Polri bersama Ditjen Bea Cukai berhasil mengungkap jaringan narkotik internasional (Belanda-Indonesia) dengan barang bukti 1,2 juta butir pil ekstasi, dua kilogram sabu dan tiga tersangka yaitu Liu Kit Tjung, Erwin Afianto serta M Zulkarnain (tewas karena melawan petugas). AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan, demokrasi di Indonesia telah dalam tahap kebablasan. Dengan jelas, dia menegaskan jika demokrasi di Indonesia telah menjadi demokrasi liberal.

Kondisi demikian pun dikhawatirkannya karena akan menimbulkan tafsir bahwa demokrasi adalah kebebasan tanpa batas. Penafsiran tersebut disebut Tito akan menjadi bumerang bagi negara.

“Saya melihat sudah mengarah ke liberal. Indikatornya, bagaimana kebebasan berpendapat dimuka umum, kebebasan berekspresi, freedom, dibuka terlalu luas, terlalu lebar,” kata Tito dalam acara Simposium Nasional bertajuk ‘Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Bangsa’ di Jakarta, Senin (14/8).

“Ini berbahaya karena demokrasi akan diterjemahkan boleh berbuat apa saja semaunya.”

Kondisi demikian, jelasnya, tidak dapat dibiarkan begitu saja karena akan berpengaruh buruk bagi iklim demokrasi. Kebebasan yang tanpa batas, lanjutnya, hanya akan memudahkan terjadinya polemik berkepanjangan akibat kericuhan dan konflik antar elite.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Wisnu