Jakarta, Aktual.co — Harga beras Indonesia pada Februari 2015 yang sebesar Rp6.300 per kg di pedagang besar (asumsi margin 20 persen) dinilai lebih besar 70 persen di atas harga beras dunia. Namun, harga beras yang tinggi tersebut ternyata tidak mendorong petani untuk berproduksi secara maksimal.

Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Didik J Rachbini mengatakan permasalahan dasar tersebut ada pada sistem produksi pertanian Indonesia yang rapuh. Menurutnya, hancurnya sistem irigasi, penyuluhan desa, pasca panen, degradasi kesuburan tanah, dan alih fungi lahan sebagai akibat dari rapuhnya sistem tersebut.

“Proteksi yang dilakukan tidak berhasil menjadi insentif produksi dan pendorong bagi petani berproduksi maksimal untuk mencapai swasembada beras,” ujar Didik di Menara Kadin Jakarta, Jumat (27/3).

Didik juga mengatakan bahwa sebenernya pasokan beras sudah kurang sejak akhir tahun 2014. Namun, pemerintah tetap menetapkan kebijakan untuk tidak impor beras. “Di lapangan kondisi pasokan beras juga berkurang drastis, tapi tidak pernah diperhatikan pemerintah,” kata dia.

Berdasarkan data yang diperoleh Didik, stok beras Bulog pada akhir 2014 sebesar 1,8 juta ton, dan stok pada Februari 2015 sebesar 1,4 juta ton dinilai jauh dari batas aman stok Bulog yang sebesar 2 juta ton ( 10 persennya). “Stok beras Pasar Induk Cipinang batas amannya 30-35 ribu ton, pemasukan 2.500-3.000 ribu ton per hari. Tetapi pada Februari 2015 kemarin pemasukan 1.700 ton per hari,” kata dia.

Untuk itu, Didik meminta pemerintah dalam hal ini Bulog, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian untuk terus memperhatikan hal tersebut. Pasalnya, harga beras yang tinggi tersebut tidak serta-merta membuat kesejahteraan petani meningkat. “Kebijakan baru hanya jargon yang ternyata tidak ‘bergigi’ dan menjadi ‘macan ompong’ berhadapan dengan kekuatan pedagang beras, yang mempunyai peluang mendongkrak harga saat pasokan turun,” pungkasnya.

Untuk dketahui, berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras jenis Premium pada Februari 2015 meningkat 12,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014, sedangkan beras Jenis Medium dan Rendah masing-masing meningkat 13,81 persen dan 9,64 persen.

Artikel ini ditulis oleh: