Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla saat menghadiri tiba di lokasi Sidang Tahunan MPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8). Sidang Tahunan MPR masih dalam satu rangkaian sidang bersama DPR-DPD, dan sidang DPR penyampaian nota keuangan RAPBN 2019. Sidang Tahunan MPR dilaksanakan pagi hari dilanjutkan sidang bersama DPR-DPD, dan sidang penyampaian nota keuangan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah telah menargetkan defisit anggaran 2019 sebesar 1,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Target ini bukan hanya lebih rendah dari defisit 2018 sebesar 2,19%, tetapi juga menjadi target defisit anggaran yang terendah selama lima tahun terakhir.

Jika dihitung nominal, targetan defisit itu mencapai Rp 297,2 triliun.

Berdasar nota keuangan, defisit dalam APBN 2019 ini didapat dari pendapatan negara yang ditargetkan sebesar Rp 2.141,5 tiliun. Pendapatan ini terdiri dari penerimaan pajak yang ditargetkan Rp 1.781 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 361,1 triliun dan hibah sebesar Rp 0,4 trilun.

Sementara itu, belanja negara pada tahun depan ditargetkan sebesar Rp 2.439 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat yang sebesar Rp 1.603,7 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa yang sebesar Rp 823 triliun.

Selain itu, defisit keseimbangan primer pada 2019 ditargetkan sebesar 0,13 persen dari PDB atau terendah dalam lima tahun terakhir atau semakin menuju positif. Pada 2018, pemerintah menargetkan defisit keseimbangan primer sebesar 0,44 persen dari PDB.

Adapun pembiayaan dari defisit anggaran ini ditargetkan sebesar Rp 297,2 triliun, dengan pembiayaan yang sebesar Rp 359,3 triliun dan pembiayaan investasi sebesar Rp 74,8 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan