Center for Budget Analysis (CBA) menyebut ada beberapa menteri yang serapan anggarannya sangat mengkhawatirkan. Jika reshuffle Kabinet Kerja oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi dilakukan, maka menteri-menteri tersebut layak diganti. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Center for Budget Analysis (CBA) menyebut ada beberapa menteri yang serapan anggarannya sangat mengkhawatirkan. Padahal, jika serapan tinggi bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, jika reshuffle Kabinet Kerja oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi melakukan reshuffle untuk yang ketiga kali, maka menteri-menteri tersebut layak diganti.

“Itu salah satu pertimbangan yang dapat menjadi rujukan Presiden Jokowi dalam melakukan perombakan di tubuh kementerian yang dipimpinnya,” ujar Koordinator Investigasi CBA, Jajang Nurjaman, kepada Aktual.com, Minggu (16/7).

Lambatnya penyerapan anggaran, kata dia, mengindikasikan sebuah kementerian tidak punya konsep perencanaan yang matang, jelas dan terukur. Tidak adanya konsep perencanaan penggunaan anggaran secara riil tentu akan berdampak pada munculnya sejumlah kesulitan dalam mengarahkan penggunaan anggaran dengan tepat sasaran, akibatnya daya serap anggaran minim.

“Jika Jokowi menargetkan pola kerjanya cepat, maka menteri-menteri itu tak bisa bekerja dengan maksimal. Indikasinya, penggunaan dan pemanfaatan anggaran,” ungkap dia.

Berdasarkan analisa CBA, lima menteri teratas yang serapannya rendah adalah, Menteri Pemuda dan Olah raga Imam Nachrawi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri.

Sepanjang semester 1-2017, penyerapan anggaran Kemepora cuma 7,3 persen setara Rp229,5 miliar. KKP daya serapnya 15,8 persen atau setara RP1,4 triliun.

Kemendag daya serapnya 16,1 persen setara Rp554,6 miliar. Kemenpar daya serap 19,1 persen setara Rp728,5 miliar. Dan K Kemennaker daya serapnya 22,6 persen setara Rp 783,5 miliar.

Namun ketika dikonfirmasi terkait kinerja, kata dia, penilaian serapan anggaran sangat berkaitan. Salah satu menteri yang kinerjanya buruk adalah Menteri BUMN Rini Soemarno.

“Kinerja Rini memang sangat buruk. Jika dilihat kinerja, Rini layak direshufle. Sedang faktor daya serap anggaran ini menjadi salah satu mempengaruhi kinerja Kementerian tersebut,” kata Jajang.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid