Batam, Aktual.com – Mantan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil meminta jajaran Ditjen PHU terus mengawal kesiapan tenda baru di Arafah. Baik dari segi konstruksi, ketersediaan listrik hingga masalah pendingin ruangan.

“Haji tinggal menghitung waktu. Cek melalui TUH (Teknis Urusan Haji), kesiapan konstruksi perkemahan sudah sejauh mana,” katanya dalam Sosialisasi Peningkatan Pelayanan Jemaah Haji di Arab Saudi tahun 1438H/2017M di Batam, Rabu (7/6).

Abdul Djamil yang juga Guru Besar UIN Walisongo Semarang meminta agar proses kelengkapan alat pendingin (evaporatif air cooler) yang akan dipasang di tenda juga dikawal. Pengawasan utamanya terkait keseimbangan antara jumlah alat pendingin dengan besarnya ruangan dan jumlah jemaah yang ada di dalamnya.

“Kalau AC mati, tenda tertutup, maka bisa seperti di-oven. Meski pihak yang mengadakan mengatakan kalau bahan tenda bisa menahan panas, namun ini perlu diantisipasi,” terangnya.

“Perlu dilakukan cek kesesuaian antara tenda dengan ketersediaan AC. Potensi ada masalah daya listrik di Atas juga perlu diantisipasi,” sambung Abdul Djamil.

Ditambahkan, meski penyelenggaran haji dilakukan setiap tahun namun potensi problematikanya sangat dinamis. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena melibatkan banyak orang dengan ragam strata sosial dan puncak rangkaiannya berada pada satu tempat dan satu waktu.

Data jemaah yang ada, lanjut Abdul Djamil, tercatat 98 persen jemaah belum berhaji. Potensi problem lainnya adalah penyelenggaraan dilakukan di negeri orang.

“Tidak ada perhelatan yang mirip dengan haji. Mobilisasi pasukan ke Medan tempur meski jumlahnya besar, mereka adalah orang terlatih,” kata dia.

“Haji, meski jemaah dilatih, tapi sangat beragam. Di situ ada pejabat, doktor, lulusan S1 tapi ada juga yang tidak sekolah. Satu titik ini saja kadang sudah menimbulkan problem,” imbuhnya.

Abdul Djamil menggarisbawahi pentingnya sosialisasi yang dilakukan secara intensif. Dengan demikian, jemaah yang akan berangkat sudah benar-benar memahami teknis penyelenggaraan haji, baik yang terkait manasik, regulasi, dan kondisi sosial budaya di Saudi yang berbeda.

Sosialisasi perlu dilakukan sampai pada hal-hal non teknis, seperti larangan membawa jimat dan simbol-simbol yang mengundang pertanyaan pihak keamanan Saudi (Askar). Pengalaman sebelumnya, ada jemaah yang membawa sarang tawon dan rajah yang akhir tertahan di bandara Madinah.

Sosialisasi peningkatan layanan jemaah haji ini digelar hingga Kamis, 8 Juni 2017. Acara ini diikuti oleh para Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah dari 13 Kanwil Kemenag Provinsi, unsur Badan Pusat Statistik, Sekolah Tinggi Pariwisata, dan Ditjen PHU.

Sosialisasi yang sama juga akan dilakukan kepada 21 Kabid PHU Kanwil Provinsi lainnya setelah Idul Fitri.

Tenda Arafah sendiri pada tahun ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Tenda dibuat dari bahan PVC yang tahan air dan tahan api. Selain itu, bahan PVC juga dapat menginsulator panas sehingga hawa dingin yang ada di dalam tenda tidak mudah keluar.

Setiap tenda juga akan dilengkapi dengan pendingin udara. Untuk konstruksi akan menggunakan baja yang kuat sehingga tidak gampang bergeser dan lebih tahan angin.

Artikel ini ditulis oleh: