Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut laju ekspor di bulan November 2017 mengalami kenaikan yang lamban dibanding bulan Oktober 2017. Tercatat, data ekspor yang sudah dirilis itu hanya mengalami kenaikan 0,26 persen ketimbang di bulan sebelumnya menjadi di angka US$ 15,28 miliar.

“Angka ekspor ini hanya naik tipis ya dari impornya yang mencapai US$ 15,15 miliar. Penunjang kenaikannya sendiri adalah karena adanya peningkatan harga dari beberapa komoditas ekspor non migas dari periode Oktober hingga November,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/12).

Sementara dibanding November tahun sebelumnya, angka ekspor itu juga mengalami lonjakan sebesar 13,18 persen.

Untuk ekspor nonmigas selama November 2017 itu, kata dia, mencapai US$14,01 miliar atau naik sedikit 1,82 persen dibanding Oktober 2017. Sementara dibanding ekspor nonmigas November 2016 juga naik 13,00 persen.

“Dan secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–November 2017 ini mencapai US$ 153,90 miliar atau meningkat 17,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2016 lalu. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$139,68 miliar atau meningkat 16,89 persen,” papar Kecuk, penggilan akrabnya.

Ada pun untuk peningkatan terbesar ekspor nonmigas pada November 2017 terhadap Oktober 2017 itu terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 152,3 juta (8,04 persen), sedang penurunan ekspor non migas terbesar terjadi pada komoditas bijih, kerak, dan abu logam mencapai US$ 133,5 juta (28,55 persen).

Sesuai sektor, kata dia, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–November 2017 juga naik 14,25 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Demikian juga ekspor hasil pertanian naik 11,40 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 34,38 persen.

Untuk ekspor nonmigas selama November 2017 yang terbesar adalah ke China sebanyak US$ 2,22 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 1,51 miliar dan Jepang US$1,33 miliar. “Dan kontribusi dari ketiga pasar negara itu mencapai 36,07 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa ke 28 negara mencapai US$ 1,38 miliar,” kata dia.

Dilihat dari sisi provinsi asal barang ekspor itu, selama Januari–November 2017 ekspor Indonesia masih banyak berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$ 26,89 miliar (17,47 persen), diikuti Jawa Timur US$ 16,97 miliar (11,03 persen) dan Kalimantan Timur  US$ 16,02  miliar (10,41 persen).

 

Pewarta : Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs