Deputi Kepala Statistik Sosial BPS, Sairi Hazbullah. (ilustrasi/aktual.com)
Deputi Kepala Statistik Sosial BPS, Sairi Hazbullah. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama enam bulan dari mulai September 2015-Maret 2016 jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta terus bertambah.

Selama September 2015 jumlah penduduk miskin DKI mencapai 368.670 orang, meningkat menjadi 384.300 orang. Atau dari semula sebanyak 3,61 persen menjadi 3,61 persen.

“DKI ini kendati peningkatan kemiskinannya itu rendah, tapi terus terjadi. Sehingga di DKI ini ada dinamika bisa naik (kemiskinan) juga bisa mudah turun,” tegas Deputi Kepala Statistik Sosial BPS, Sairi Hazbullah, di kantornya, Jakarta, Senin (18/7).

Meski dikatakan rendah lonjakan kemiskinannya, tapi dibanding provinsi lain di Pulau Jawa, kinerja Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang sudah didukung oleh Partai Golkar untuk maju di Pilkada DKI Jakarta, tidak lebih baik dari gubernur lain di Pulau Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.

“Di periode yang sama, di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten, terjadi penurunan angka kemiskinan. Dengan bertambahnya kemiskinan di DKI, maka ikut menyumbang angka kemiskinan di Jawa yang memang terbesar di banding pulau lainnya,” ungkap Sairi.

Pulau Jawa itu, kata dia, jumlah penduduk miskinnya mencapai 14,97 juta. Sebanyak 6,9 juta ada di perkotaan dan 8,07 juta di pedesaan.

Sementara Jawa Barat, pemerintah daerahnya berhasil menekan kemiskinan dari semula sebanyak 9,57 persen menjadi 8,95 persen. Jawa Timur dari 12,28 persen menjadi 12,05 persen. Sedang Banten dari 5,75 persen menjadi 5,42 persen.

“Jadi, Jawa Barat dan Jawa Timur itu sudah bagus kinerja penurunan kemiskinannnya. Untuk DKI malah bertambah orang miskisnnya,” tegas dia.

Sedang dari penduduk yang berada di garis kemiskinan, di DKI untuk pendapatan per kapita per bulannya hanya naik sesikit. Dari Rp503.038 per bulan pada September 2015 menjadi Rp510.359 per bulan.

“Jadi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu tidak selalu berbanding lurus dengan kesejahteraan warganya. Karena banyak secara langsung tidak bisa menikmati kue pembangunan. Termasuk di DKI,” cetus dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan