Sejumlah monyet tanpa ekor jenis (Macaca maura) khas Sulawesi berada di pinggir jalan poros Camba, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (6/5). Kawanan monyet tersebut terpaksa keluar di jalan raya untuk mencari makanan karena persediaan pangan di kawasan hutan Karst Maros-Pangkep mulai habis, sementara populasi hewan ini terus berkurang akibat mati dan ditangkap orang tidak bertanggungjawab. ANTARA FOTO/Darwin Fatir/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Ratusan monyet berbulu hitam turun ke jalan raya di poros jalan nasional Taweli-Toboli atau lebih dikenal “Kebun Kopi”. Dari hasil pantauan, monyet-monyet itu setiap pagi dan sore hari keluar dari hutan di sekitarnya untuk mencari makanan dari warga yang lewat.

Pengemudi mobil dan sepeda motor yang melintas banyak yang berhenti beberapa saat untuk melihat satwa liar yang tampaknya mulai jinak karena sering diberi makanan berupa pisang dan pepaya oleh warga yang melintas.

Tete Janggut, seorang warga Kebun Kopi mengatakan sudah beberapa bulan terakhir ini rombongan monyet-monyet sering berkeliaran di jalan raya.

Karena sudah terbiasa diberi makanan oleh warga yang melintas, satwa-satwa tersebut setiap hari pada pagi dan sore hari berkeliaran di jalan nasional menuju Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng itu.

Bahkan, kata dia, ada warga yang datang dari Palu atau wilayah Parigi, Kabupaten Parigi Moutong hanya khusus untuk melihat satwa itu.

“Mereka umumnya membawa pisang untuk makanan monyet,” kata Tete Janggut, Minggu (30/4).

Menurut dia, kemungkinan besar monyet tersebut turun gunung karena kelaparan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka