Pesepakbola Arema Cronus, Cristian Gonzales (tengah) berusaha melewati hadangan dua pesepakbola Bali United, Bobby Satria (kiri) dan Yulius Mau Loko (kanan) dalam pertandingan Torabika Soccer Championship (TSC) di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (7/8). Di akhir babak pertama, Arema sementara unggul atas Bali United dengan skor 1-0. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menagih pertanggungjawaban pelaksanaan kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 yang dipromotori PT Gelora Trisula Semesta (GTS) karena pelaksanaannya telah tuntas.

Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Rabu (28/12), mengatakan pertanggungjawaban pelaksanaan kompetisi sangat penting karena akan dijadikan bahan referensi pemerintah maupun PSSI untuk menggelar kompetisi musim 2017.

“Kompetisi ini berlangsung berdasarkan rekomendasi dari Kemenpora tertanggal 18 April, jadi kami punya hak untuk mengingatkan agar laporan kegiatan untuk segera dilaporkan ke Menpora. Surat sudah kami kirimkan,” katanya.

Gatot yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora ini menjelaskan selama ini pihaknya juga sudah proaktif dalam menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas sejumlah insiden selama ISC 2016 seperti kejadian konflik di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta antara suporter Jakmania dengan aparat Polda Metro Jaya. Selain itu kerusuhan saat pertandingan PSS Sleman melawan Persinga.

Selain itu, pemerintah juga turun tangan terkait dengan validitas sejumlah pemain asing yang sempat menjadi kontroversi atas dasar data dari Save Our Soccer (SOS). Kesemuanya direspons dengan baik oleh GTS dan untuk itu pihaknya meminta pertanggungjawaban terbaik ISC 2016.

Pertanggungjawaban yang diminta pemerintah, kata Gatot, di antaranya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat fair play dari setiap klub, sejauh mana tanggung jawab setiap tuan rumah dalam menyelengarakan pertandingan, sejauh mana perberlakukan FIFA Safety Guidelines bisa diterapkan.

“Kami juga ingin tahu sejauh mana kewajiban finansial klub terhadap pemainnya dapat dipenuhi. Selain itu sejauh mana hak siar dapat diterapkan secara konsisten dan transparan,” kata Gatot.

Meski saat ini meminta pertanggungjawaban pelaksanaan ISC, Kemenpora juga mengakui bahwa pelaksanaan kompetisi ini tidak mudah karena berlangsung saat pembekuan PSSI berlangsung. Kompetisi ini juga dinilai cukup efektif untuk mengisi kekosongan sebelum kompetisi resmi digelar.

Dengan adanya pencabutan pembekuan PSSI dari pemerintah maupun pencabutan sanksi FIFA, geliat kompetisi bakal digelar oleh PSSI di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi. Sesuai dengan rencana, kompetisi resmi bakal digelar Maret 2017.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan