Ilustrasi Industri-Migas

Jakarta, Aktual.com – Indonesia Petroleum Association (IPA) menyampaikan keluhannya bahwa secara umum sikap pemerintah Indonesia beberapa tahun belakangan ini cenderung ‘mencemooh’ sektor migas.

Berkurangnya penerimaan negara yang disebabkan faktor menurunnya kemampuan produksi serta anjloknya harga minyak dunia menjadi masalah besar dan butuh penanganan yang serius. Sayangnya dengan kontribusi langsung ke negara relatif kecil, membuat pemerintah berpandangan bahwa sektor ini memberi kontribusi kecil namun dengan segudang masalah.

“Revenue bagi negara berkurang maka perhatian negara secara umum berkurang terhadap sektor ini. Orang kau bicara industri minyak, menanyakan berapa sih revenue dari sana?” tutur Direktur Eksekutif IPA, Marjolijn Wajong pada Media Briefing GE Oil & Gas di Jakarta, Selasa (9/5).

Menurut Marjolijn Wajong atau kerap disapa Meti, seharusnya pemerintah melihat sektor ini bukan pada persoalan revenue langsung, tapi harus juga disadari bahwa sektor migas menjadi fundamental mengerek perekonomian nasional.

Namun dia tidak menafikan langkah-langkah Kementerian ESDM belakangan ini cukup aktif untuk mendorong kembali gairah di sektor ini ditengah harga minyak dunia yang tak begitu ekonomis.

Kementerian yang dipimpin oleh duet Ignasius Jonan dengan Arcandra Tahar tersebut, dengan segala kekurangan dan kelemahan berbagai peoduk hukum yang dikeluarkannya, namun hal itu cukup menunjukan upaya serius untuk berbenah.

Sayangnya urusan sektor migas bukan hanya berkaitan dengan kementerian ESDM, namun juga berkaitan dengan kementeriam lainnya, sehingga pemahaman pemerintah tidak satu poros melihat suatu persoalan migas.

“Kita bersukur langkah ESDM sekarang cukup aktif untuk menyelesaikan permasalahan yang selama ini sudah diketahui bertahun-tahun. Tapi kita itu berurusan dengan beberapa kementerian,” pungasnya.

(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh: