Jakarta, Aktual.com – Masih banyaknya masyarakat yang mudah diiming-imingi imbal hasil besar dari investasi, membuat korban dari investasi bodong nilainya semakin mengkhawatirkan.

Menurut ekonom Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara, masih menjamurnya investasi bodong ini disebabkan tak hanya literasi keuangan masyarakat masih rendah, tapi juga masih lemahnya pengawasan dari pemerintah dan regulator.

“Sangat disayangkan masih banyaknya korban penipuan investasi bodong. Padahal, bila pemerintah bisa melakukan langkah pencegahan, dan masyarakat lebih sadar pentingnya literasi keuangan, maka nilai kerugiannya tak sebanyak itu,” ujar Bhima di Jakarta, Minggu (16/7).

Menurut dia, kerugian yang diakibatkan penipuan investasi itu berdasar data yang dikumpulkannya tercatat sejak 1975 hingga 2016, ada sebanyak 2.772 laporan soal investasi bodong dengan kerugian mencapai Rp126,5 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka