Jakarta, Aktual.com – Syech Dr Yusri Rushdy dalam khotbahnya pada hari Jumat, 12 Agustus 20016/9 Dzulqadah 1437, di Masjid Muqotom Kairo Mesir mengatakan bahwa berlebihan dalam shalat maupun ibadah lainnya, merupakan ciri khas kaum khawarij yang dibenci Allah dan Rasul-Nya, dimana gairah ibadah mereka sangat luar biasa namun tidak bisa memaknainya secara benar, seperti yang Nabi SAW ungkapkan tentang ciri-ciri mereka dalam hadist muttafaq ‘alaih :

فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِمْ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ ..
“Karena dia (Dzul Khuwaishirah) nanti akan memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian (para sahabat) dipandang remeh shalatnya dibanding shalat mereka,dan puasanya (para sahabat) dibanding puasa mereka. Mereka gemar membaca Al Qur’an namun hanya sampai ke tenggorokan mereka saja…”(HR:Bukhori dan Muslim).

Syech Yusri juga mengatakan bahwa Mereka kaum khawarij mempunyai karakter berlebihan dalam segala urusan, baik dalam urusan ibadah maupun dalam bertikai dengan orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka, lantas berani untuk menumpahkan darah diantara sesama umat islam.

Tercatat dalam sejarah, bahwa yang membunuh Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib RA adalah seseorang dari golongan khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam, ia hafal alquran, selalu berpuasa setiap hari dan rajin melaksanakan tahajud sepanjang malam , bahkan pembunuhan yang ia lakukan terhadap Ali bin Abi Thalib RA, diniatkannya sebagai bentuk taqorrub kepada Allah SWT karena dalam pemahamannya, meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib RA telah kufur.

Demikianlah salah satu dampak berlebihan dalam melakukan dan menyikapi setiap urusan.
Ibadah yang normal dan benar adalah ibadah yang sesuai dengan sunnah Nabi SAW karena beliau adalah neraca bagi makhluk dan alam ini.

Jika kamu hendak beristiqomah ,dan ingin tahu bagaimana cara istiqomah yang benar, maka saya tegaskan “ bacalah sirah (sejarah perjalanan hidup) Nabi SAW! Karena dalam sirah-nya ada shirat mustaqim ( jalan yang lurus) bahkan sosoknya merupakan cerminan jalan yang lurus.

Barangsiapa yang berjalan dibelakangnya dan menjadikannya sebagai imam, maka engakau dalam keadaan aman. Dan ketika kamu beribadah dengan cara-cara yang melenceng dari bimbingan sunnah Nabi SAW, berarti kamu dalam keadaan menjauhi Allah SWT.(Deden Sajidin)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid