Menteri BUMN Rini Soemarno banyak menempatkan orang-orang pemerintah dari eselon I atau II untuk rangkap jabatan menjadi komisaris di perusahaan pelat merah. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno di hadapan para direksi perusahaan pelat merah meminta agar tetap menjaga aset BUMN, jangan sampai dihilangkan seperti kasus-kasus sebelumnya.

Aset-aset BUMN yang sudah hilang atau dilepas ke pihak swasta, yang dicontohkan oleh Rini hanya Hotel Borobudur dan Hotel Indonesia. Padahal ada aset BUMN yang sempat lepas yang lebih strategis seperti Indosat. Indosat sendiri lepas di era Presiden Megawati Soekkarnoputri.

“Saya ingatkan, jangan sampai kita kehilangan aset seperti Hotel Borobudur dan Hotel Indonesia. Banyak aset BUMN yang hilang. Bapak dan Ibu yang lebih tahu ya,” jelas Rini, di kantor BUMN, Jakarta, Jumat (7/7).

Menurutnya, aset BUMN sendiri jangan sampai dilepas, karena pada akhirnya untuk kesejahteraan rakyat. Apalagi BUMN sendiri, kata dia, memiliki tanggung jawab yang besar, bukan hanya sekedar menyetor dividen dan membayar pajak dalam APBN.

“Tetapi bagaimana kita kembangkan usaha BUMN itu, sehingga pada akhirnya ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih positif,” jelas Rini.

Dia menegaskan, fungsi Kementerian BUMN bukan hanya mencatat keuntungan dan meningkatkan aset BUMN, tetapi juga bagaimana perusahaan pelat merah itu bisa berberkontribusi nyata kepada masyarakat.

“Bukan saja bagaimana kita bisa berikan pelayanan yang terbaik dalam melayani masyarakat, namun harus betul-betul berperan aktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing,” kata dia.

Menurutnya, sejauh ini BUMN banyak memegang proyek-proyek infrastruktur, bahkan lebih banyak dibanding pihak swasta. Hal ini yang sempat dikritik oleh kalangan swasta.

“Dengan banyaknya proyek, berarti Kementerian BUMN sudah menjalankan fungsinya dengan baik, karena BUMN seharusnya lebih mampu dari swasta,” klaim dia.

Meski begitu, dia juga minta BUMN harus juga bisa bekerja sama dengan pihak swasta. “Tapi yang penting, tolong selalu pikirkan jangka panjang bahwa masyarakat Indonesia, anak cuku kita bisa turut menikmati pembangunan,” ujarnya.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid