Hakekat dunia adalah sebagaimana baginda Nabi SAW bersabda:

“أَلاَ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ وَعَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا”

Artinya: “Ingatlah, sesungguhnya dunia ini adalah dilaknat (dijauhkan dari rahmat Allah), dilaknat segala hal yang ada didalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan yang seterusnya (ibadah lainnya), orang alim atau orang yang belajar “(HR. Turmudzi).

Sebagian ulama mentafsiri kebaikan dunia ini dengan beberapa makna, diantaranya adalah segala sesuatu dari perkara dunia yang mampu mendekatkan diri kita kepada Allah Ta’ala.

Karena dunia ini bisa menyampaikan kita kepada Allah Ta’ala,dan bisa juga sebagai fitnah yang menjauhkan kita dariNya. Maka dari itu baginda juga meminta perlindungan dari fitnah dunia ini, yaitu segala hal yang menyibukkan diri dari beribadah kepada Allah, baik berupa harta, istri, anak, kedudukan dan lain sebagainya.

Bagi orang yang sudah menikah dan belum memiliki anak, maka dia akan mengatakan kebaikan dunia adalah anak yang shalih. Sebagian lagi mentafsirinya dengan berteman dengan orang-orang yang shaleh dan ridha terhadap pembagian Allah untuknya.

Adapun Sayyiduna Ali RA, setelah menikah dengan wanita pilihan di dunia dan akhirat yaitu Sayyidah Fahimah RA, maka beliau mentafsirinya denga istri yang shalihah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid