Jakarta, Aktual.com-Sejumlah catatan penting yang dihasilkan dari pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) saat moment perayaan Hari Raya Idul Fitri 1438 H.

Menurut penasihat hukum GNPF MUI Lutfi Hakim, Jokowi merasa senang atas digelarnya pertemuan tersebut.

Lantaran Jokowi dapat secara langsung mengetahui keinginan, pandangan, dan masukan dari GNPF-MUI, begitu juga sebaliknya.

“Kami sepakat akan membangun komunikasi yang lebih intens. Beliau mengatakan kita akan lebih sering bertemu,” jelas Lutfi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (25/6).

Poin lain lanjut dia adalah persamaan pemahaman jika pemerintah dan Umat Islam tidak berada pada situasi berhadap-hadapan dalam konteks kebhinekaan dan NKRI.

“Sama sekali beliau tidak memandang seperti itu [berhadap-hadapan]. Sama sekali tidak. Suasana inilah yang ingin kami bangun lebih lanjut, kami akan ada umarah, ulama, dan umat,” terang Lutfi.

Terkait dengan rekonsiliasi antara GNPF MUI dengan pemerintah, Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir mengutarakan jika hingga kini belum ada pembicaran teknis soal itu.

Langkah GNPF MUI bertemu dengan Presiden hari ini disebut dia sebagai awal  membangun komunikasi dengan pemahaman yang sama.

Rekonsiliasi tersebut kata dia bakal menjadi wacana setelah sebelumnya sempat terjadi situasi panas diantara keduanya.

“Sebetulnya lebih ke arah silaturahim ya. Sebenarnya kami belum berbicara setingkat itu. Secara teknis belum. Jadi kami mencoba membangun komunikasi dulu agar cair, agar saling memahami dulu, dan alhamdulillah cair sekali dan kami sudah saling mengerti. Tentang masalah teknis belum kami bicarakan,” ungkap Bachtiar.

Dalam pertemuan itu urai dia Jokowi  menyampaikan bahwa dirinya mengemban amanat berat dan berusaha untuk menjalankan setiap program dengan berbagai macam cara pandang yang disukai sebagian orang dan tidak disukai sebagian lainnya.

Jokowi juga kata dia menyampaikan bahwa dirinya harus konsisten terhadap program yang dijalankan dan harus berani mengambil risiko.

“Yang juga luar biasa, kami dapatkan juga keberpihakan beliau untuk ekonomi kerakyatan atau keumatan. Kami dengar juga cukup bagus, bagaimana sekian juta hektare tanah diperuntukkan bagi masyarakat,” urai Bachtiar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs