Seorang warga menunjukkan jarinya yang telah dicelup tinta usai membeli elpiji tiga kilogram saat berlangsung operasi pasar elpiji tiga kilogram di Menggoro, Tembarak, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (31/5). Pemerintah setempat bekerjasama dengan Pertamina melaksanakan operasi pasar untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji tiga kilogram karena tingginya permintaan menjelang bulan Ramadan. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR, Zulkieflimansyah menilai keinginan pemerintah untuk menaikkan harga jual ElpijiĀ 3 Kg akan menjadi langkah blunder. Hal ini akan semakin memukul daya beli rakyat dan membuat perekonomian nasional semakin memburuk.

Belum lagi ujarnya, dalam 6 bulan terakhir pemerintah telah menaikan tarif listrik 900 VA secara bertubi-tubi. Dan saat ini masyarakat juga akan menghadapi hari raya Idul Fitri yang mana sering kali harga sembako naik secara tak terkendali.

“Momentumnya tidak tepat dan akan mendapat perlawanan dari rakyat. Walaupun alasan pemerintah bisa dimengerti, tapi waktunya tidak tepat. Jadi ini perlu dipikir ulang oleh pemerintah,” katanya kepada Aktual.com, Rabu (7/6).

Sebelumnya Menteri ESDM, Ignasius Jonan sudah menyinggung mengenai kenaikan harga LPG 3 Kg ini. Sejak tahun 2007 ujarnya harga LPG 3 tidak pernah naik, padahal harga gas di pasar Internasional terus melonjak seiring meningkatnya laju konsumsi.

“Yang serius (harus ditinjau) itu harga LPG, Karena sejak konversi dari minyak tanah tahun 2007 tidak pernah naik. Nah itu kita akan lihat apakah akan dinaikan atau tidak,” kata Jonan.

Sementara Direktur Pemasaran Pertamina Muchammad Iskandar mengatakan harga keekonomian LPG saat ini sudah berkisar Rp 10.500 per Kg, namun harga jual ke masyarakat saat ini hanya Rp 4.750 per Kg. Artinya, pemerintah harus menanggung selisih harga tersebut sebesar Rp 5.750 per kg.

“Yang lebih mengkhawatirkan itu beban subsidinya yang meningkat, karena konsumsi juga terus meningkat,” kata dia.

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan