Jakarta, Aktual.com – Informasi hilangnya seorang hartawan asal China, Xiao Jinhua, di Hong Kong yang disiarkan melalui internet pada akhir Januari 2017 lalu terhapus belum lama ini. Banyak pihak menilai karena masalah Xiao hilang cukup peka.

Xiao adalah salah satu pria kaya di China, yang memiliki hubungan dekat ke sejumlah petinggi negara itu. Ia terakhir kali terlihat di hotel Four Seasons, Hong Kong, pada akhir Januari. Sejumlah media menduga Xiao diculik dan disekap di China daratan.

Kejadian itu mengulang hilangnya lima penerbit dan penjual buku di Hong Kong setahun lalu. Kelima orang itu sebelum hilang sempat menerbitkan buku yang mengkritisi petinggi di China. Kasus hilangnya penerbit buku membuat banyak pihak khawatir pengaruh pemerintah China di Hong Kong cukup tinggi.

Aksi itu dinilai mencederai kebebasan warga Hong Kong yang dijamin dalam perjanjian pengembalian wilayah dari pemerintah kolonial Inggris ke China 1997 lalu. Otoritas China di Beijing menolak memberi keterangan terkait hilangnya Xiao. Perwakilan pemerintah di Hong Kong juga menolak berkomentar.

Namun kepolisian setempat mengaku tengah menyelidiki kasus tersebut. Petugas mengatakan telah menghubungi otoritas di China dan memastikan keberadaan Xiao di sana. Banyak media berspekulasi, Xiao menghilang karena tersangkut kasus korupsi ke para pejabat eksekutif China.

Namun perusahaan milik Xiao melalui media sosial WeChat mengatakan, pimpinannya itu tidak diculik atau dibawa ke China daratan. Pihak perusahaan menambahkan, Xiao tengah dibawa ke luar negeri untuk menjalani perawatan. Kepolisian Hong Kong menyatakan, Xiao telah menyebrangi perbatasan menuju China daratan.

Di saat isu hilangnya Xiao mulai banyak dibicarakan pekan lalu, hasil pelacakan melalui mesin pencari dan media sosial buatan China banyak memberi rujukan ke laman dan pernyataan perusahaannya, Tomorrow Holdings.

Perusahaan milik Xiao yang bergerak di bidang keuangan itu berpusat di Beijing. Namun, informasi mengenai Xiao yang telah disiarkan via internet telah menghilang atau terhapus. Publik saat ini hanya bisa mengakses informasi lama mengenai Xiao.

Terhapus Laman pelacak informasi media sosial terbesar di China “WeChat”, Freewechat.com menunjukkan, lebih dari 40 artikel yang memuat Xiao Jianhua telah disensor sejak 30 Januari. Informasi yang berisi kata “Mingtianxi” yang berarti Tomorrow Group berikut hal terkait lainnya juga telah dihapus.

Juru bicara Sina Weibo, laman mikroblog seperti Twitter di China mengaku, kebijakan sensor dan penghapusan dilakukan sesuai dengan aturan perusahaan. Namun, juru bicara itu menolak mengomentari sejumlah informasi mengenai Xiao yang terhapus di internet.

Sebelumnya banyak data di media sosial menunjukkan adanya hubungan antara bisnis yang dikelola Xiao dengan sejumlah petinggi perusahaan dan pemerintahan. Namun informasi itu telah dihapus akhir pekan lalu.

Pemerintah China cukup sering menyensor sejumlah informasi di internet, bahkan menutup laman yang dianggap mengancam stabililitas negara. Badan pengawas internet di China belum bersedia memberi keterangan, Senin.

Insiden hilangnya Xiao membuat nilai saham anak perusahaan Tomorrow Group seperti Baotou Huazi dan Xishui Strong Year Co Ltd Inner Mongolia turun masing-masing 2,6 persen dan lima persen, Senin.

Xiao adalah orang ke-32 terkaya di China dengan kekayaan sekitar 5,97 milyar dolar Amerika Serikat, kata Hurun pada 2016. Hurun adalah media pemerhati bisnis di China, yang kerap membuat daftar peringkat seperti majalah “Forbes”. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh: