Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kedua kiri) bersama Presiden Komisaris PT Astra Mitra Ventura (AMV) Suparno Djasmin ( kanan), Komisaris AMV Johannes Loman (kedua kanan), menyimak penjelasan dari pemilik sekaligus pendiri PT Laksana Tekhnik Makmur (LTM) Suwarno (kiri) mengenai salah satu hasil karya LTM pada kunjungan lapangan (genba) ke Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) mitra usaha AMV di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Selasa (5/9).Menurut data Kementrian Perindustrian,jumlah industri kecil menengah (IKM) bidang manufaktur mencapai 3,85 juta unit dengan kontribusi sekitar 60% terhadap kinerja total manufaktur nasional pada tahun 2017.Genba diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para mitra usaha untuk menunjukkan kualitas produksi dan kreativitas pengembangan produk mereka serta memunculkan peluang pasar bagi bisnis mereka dengan value chain Grup Astra. AKTUAL/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com-Keberadaan UMKM di Indonesia sangat besar peranannya. Ekonomi Indonesia banyak digerakkan oleh UMKM, itu fakta !!

Jumlah UMKM tercatat ada sekitar 57,89 juta unit, dan menyerap tenaga kerja sekitar 114,14 juta orang ( 96,99%) yang meliputi industri kecil, toko, warung, kafe, warteg, koperasi dll . Ini luar biasa !! Korporasi tidak ada apa-apanya bila di bandingkan dengan UMKM dalam kontribusi kepada PDB hanya 39,66% !!

Sementara kontribusi UMKM kepada PDB 60,34% ( thn 2016 ).

Sedangkan jumlah orang bekerja di Korporasi hanya sekitar 166,4 ribu atau 2,7%. Adapun Korporasi itu meliputi perbankan, indofood, telkomsel, astra, pabrik semen, pabrik besi dan lain-lain.

Melihat gambaran tersebut Indonesia patut disebut negeri UMKM .
Sekalipun peran UMKM begitu besar dalam menggerakkan ekonomi nasional, tapi dalam hal kredit yang diberikan kepada UMKM tidak sebanding dengan jumlah kredit perbankan kepada Korpirasi. Bahkan terkesan di”anak tirikan” . Ternyata jumlah kredit perbankan kepada UMKM hanya sekitar 19,7% ( thn 2016 ). Selebihnya kredit perbankan itu diberikan kepada Korporasi.

Itulah sebabnya UMKM kita tidak bisa besar di karenakan kredit perbankannya sangat jomplang bila di bandingkan kredit perbankan kepada Korporasi.

Kalaupun ada satu atau dua UMKM bisa sedikit besar dikarenakan pemiliknya pintar putar otak untuk mendapatkan pinjaman dari bbrp sumber.
Kredit perbankan kpd UMKM Thailand 35% , Korea Selatan 40%.

Wajar kalau sebagian besar masyarakat kita menilai bahwa Korporasi di Indonesia spt anak emas. Kalau toh ada Korporasi yang belum bisa bayar kreditnya maka di cari macam-macam cara, dari reschedul utang, minta keringanan sampai kepada penghapusan hutang. Tapi bila rakyat kecil yang mengalami kredit macet, Kejaksaan sudah mulai mengintip dan hampir pasti menjadi urusan hukum.

Memang ada Kredit Usaha Rakyat yang bunganya 9%/tahun namun belum signifikan menggerakkan ekonomi UMKM. Kita berharap pihak perbankan menakkan jumlah kreditnya kpd UMKM seperti di dua negara di atas.

Saya yakin, kalau pihak perbankan menaruh kepercayaan kpd UMKM maka ekonomi Indonesia bisa tumbuh baik.

Pertama lapangan kerja akan terbuka. Kedua kontribusi UMKM pd PDB akan lebih meningkat lagi ( thn 2016, PDB 60,34% ).

Saya yakin kalau pihak perbankan punya kemauan kuat, berniat menggerakkan ekonomi UMKM disertai bimbingan managemen kpd mereka, maka UMKM bisa tumbuh subur. Disini letaknya, kalau pihak Bankir mau membantu yang mayoritas/pribumi !!

Jangan PELIT pak !!

Jakarta, 24 September 2017
Djafar Badjeber

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs