Enam tersangka pelaku penyelundupan dan kepemilikan narkoba diperlihatkan di Mapolda Kalbar, Senin (31/10). Polda Kalbar dan Bea Cukai Kalbar menyita 18,5 kilogram ganja, 6,3 kilogram sabu, 2.050 happy five dan ekstasi 21 butir dan menangkap enam tersangka dari dua tempat Pontianak dan perbatasan Entikong. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Indonesia merupakan pasar terbagus se-Asia dalam hal perdagangan narkoba. Pasalnya pengguna narkoba di negeri ini cukup fantastis dan harga jual barang haram itu sangat tinggi.

“2,2 persen dari populasi penduduk RI coba-coba pakai narkoba walaupun dibagi menjadi ada yang coba pakai ada yang pakai dan kecanduan,” kata Kasubdit Lingkungan Kerja Masyarakat BNN Kombes Pol Ricky Yanuarfi, Minggu (26/3).

Dari survei yang pernah dilakukan BNN, sambung Ricky, total 212 ton ganja beredar di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Adapun sabu beredar sebanyak 230 ton dalam kurun waktu 1 tahun. “Ini saja yang muncul permukaan. Bagaimana yang lain. Kalau dibiarkan mau jadi apa Indonesia.”

Sementara itu disambung Kasubdit Narkotika Direktorat Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea Cukai, Eko Darmanto, harga jual yang tinggi menyebabkan Indonesia digemari para bandar untuk menjalankan bisnisnya.

“Kalau di China itu sekitar, kita ngomong per-gram ya, itu sekitar antara 5-10 USD artinya antara Rp 60 ribu sampai 200 ribu lah. Maksimal lah paling mahal bahkan gak nyampe itu per-gram.”

Namun begitu sampai di Indonesia, harga tersebut melonjak menjadi Rp 100 USD atau sekitar Rp 1.3 juta. “Kalau sudah ada operasi (penindakan) menjadi Rp 2 juta per-gram. Jadi perkilo Rp 2 Miliar.” [Fadlan Syiam Butho]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu