China Konsisten Masuk 5 Besar Investor di RI. (ilustrasi/aktual.com)
China Konsisten Masuk 5 Besar Investor di RI. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Indeks Evolusi Digital 2017 yang merupakan hasil kerja sama perusahaan finansial Mastercard dan Fletcher School Universitas Tufts menyatakan Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang menarik bagi investor.

Siaran pers Mastercard yang diterima, Kamis (20/7), menyatakan, ada sejumlah negara yang menunjukkan momentum kesiapan tercepat untuk tumbuh serta menarik bagi investor.

Selain Indonesia, beberapa negara yang menunjukkan adanya potensi tersebut antara lain adalah China, Kenya, Rusia, India, Malaysia, Filipina, Brasil, Kolombia, Chile dan Meksiko.

Dengan hampir setengah dari populasi dunia yang telah dapat menggunakan layanan secara daring, penelitian tersebut memetakan perkembangan 60 negara, menunjukkan daya saing serta potensi pasar mereka terhadap pertumbuhan ekonomi digital lebih lanjut.

Indeks ini mengukur empat penggerak utama dan 170 indikator unik guna memetakan kondisi masing-masing negara, seperti berdasarkan akses internet dan infrastuktur, permintaan konsumen, kebijakan/regulasi pemerintah, dan inovasi.

Kajian itu juga menunjukkan bahwa Singapura, Inggris, Selandia Baru, Uni Emirat Arab, Estonia, Hong Kong, Jepang, dan Israel sebagai negara-negara paling maju dalam hal digital yang ditandai dengan tingginya tingkat perkembangan digital.

Dengan momentum dan inovasi yang mereka miliki, negara-negara terdepan tersebut memperlihatkan diri sebagai contoh terbaik bagi kemajuan dan pertumbuhan di masa mendatang.

Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberi akses permodalan non perbankan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif di sektor kuliner dan aplikasi digital serta “game developer” melalui program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP).

Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengatakan program BIP yang baru dilaksanakan pada tahun pertama ini bertujuan memberi pendanaan kepada perusahaan rintisan “startup company” yang belum memiliki aset yang besar.

“Kalau merujuk usaha rintisan, di fase itu belum banyak lembaga yang bisa masuk mendanai mereka karena mereka belum punya ‘track record’ baik keuangan maupun transaksional sebelumnya. Bekraf di sini mencoba mengisi ruang itu,” kata Fadjar pada sosialisasi BIP di Jakarta, Kamis (13/7).

BIP merupakan skema bantuan penyaluran modal non perbankan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) berupa penambahan modal kerja dan investasi aktiva tetap yang difasilitasi Bekraf.

Bekraf mengalokasikan dana total sebesar Rp10,8 miliar untuk program BIP yang akan diberikan untuk setiap pelaku usaha sebesar Rp200 juta di dua sektor usaha, yakni kuliner serta aplikasi digital dan game developer.

Untuk mendapat akses permodalan BIP, pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) dapat mendaftar secara online yang dibuka mulai 13 Juli 2017 sampai penutupan pada 24 Juli 2017.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan