Foto aerial mobil mengantre di gerbang Cikarang Utama, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7). Menurut data Jasa Marga, memasuki H+3 arus balik Idulfitri 1437 Hijriyah terjadi kenaikan jumlah kendaraan yang melintas di jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga 27 persen. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah meminta semua BUMN untuk menjual asetnya ke pihak swasta dengan cara sekuritisasi aset. Langkah itu diharapkan dapat menggenjot pendanaan sehingga bisa digunakan untuk membangun infrastruktur baru.

Atas keinginan Jokowi itu, BUMN jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk berencana untuk menjual ruas jalan tolnya agar mendapat dana segar yang lebih banyak.

“Tahun ini kami membutuhkan dana untuk menjalankan proyek. Banyak cara, selain melalui sekuritisasi asset, kami juga akan menjual surat utang dengan penawaran umum berkelanjutan (PUB) sekitar Rp7 triliun,” jelas Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryan‎i, di Jakarta, Rabu (15/3).

Langkah sekuritisasi aset itu, kata dia, dilakukan untuk mendanai sejumlah proyek yang akan dilakukan perseroan kedepannya. Dan nantinya, setiap pembukaan ruas tol baru itu, maka perseroan bisa mencari utang baru.

“Namun, nilai sekuritisasi aset sendiri masih dalam pengkajian. Jadi belum tahu berapanya,” kata dia.

Dia menambahkan, penjualan ruas tol yang akan dijual pihaknya sudah memberikan pendapatan ke perseroan, namun dirinya tidak dapat dipastikan secara nilai. Meski bisa diperkirakan berdasarkan historisnya setiap tahun.

“‎Ruas mananya juga masih dikaji ya, kami melihat minat investor dulu. Tapi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sendiri pada prinsipnya menyetujui karena ini produk yang baru dari fund rising (penggalangan dana) dan kalau terjadi ini yang pertama fund rising melalui aset di masa depan,” tutur Desi.

Sekuritisasi asset merupakan pengonversian sekelompok aset dan jenis yang sama (biasanya kredit) menjadi surat berharga yang kemudian dapat diperdagangkan.

Emiten berkode JSMR sendiri di tahun ini menargetkan belanja modal (capex) mencapai Rp31,5 triliun atau naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya Rp 9,58 triliun. Capex ini akan digunakan untuk mengoperasikan ruas jalan tol baru hingga 2019 nanti.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: