Ratusan umat Islam dan peserta Tamasya Al Maidah melakukan salat Magrib dan Isya berjamaah sebagai tanda sujud syukur merayakan kemenangan pasangan Anies-Sandi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (19/4) malam. Tasyakkur menyambut Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta baru ini juga dihadiri Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Presiden PArtai Keadilan Sejahtera dan tokoh partai pendukung pasangan nomor tiga. AKTUAL/Tri
Ratusan umat Islam dan peserta Tamasya Al Maidah melakukan salat Magrib dan Isya berjamaah sebagai tanda sujud syukur merayakan kemenangan pasangan Anies-Sandi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (19/4) malam. Tasyakkur menyambut Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta baru ini juga dihadiri Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Presiden Partai Keadilan Sejahtera dan tokoh partai pendukung pasangan nomor tiga. AKTUAL/Tri Wahyudhi

Jakarta Aktual.com – Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Prof DR Komaruddin Hidayat mengungkapkan, ajaran Islam yang dibawa masuk ke Indonesia memiliki ciri inklusif dan bermuatan tasawuf. Dengan begitu, Islam yang menyebar di Indonesia bersifat akomodatif serta toleran.

“Islam yang datang ke Indonesia bermuatan tasawuf dan dibawa para pedagang, bukan oleh militer. Bukan ekspansi kekuasaan seperti Islam yang disebarkan ke Eropa. Cirinya apa? Inklusif yaitu mencari teman, akomodatif, toleran,” ujar Komaruddin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (26/7).

Menurutnya, semangat tasawuf, berdagang dan berdakwah secara damai, maka Islam amat muda diterima oleh masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah pesisir yang juga merupakan pusat perdagangan. Penyebaran Islam, khususnya di wilayah pantai, juga punya andil membentuk komunikasi dan kohesi sosial Nusantara. Hal ini disebabkan penyebaran Islam menggunakan bahasa Melayu. Ditambah lagi, peran para Walisongo yang menjadikan simbolisasi keislaman Indonesia inklusif, santun dan ramah.

“Kemudian Wali Songo menjadi simbol Islam yang akomodatif, santun, menghargai seni dan tidak frontal. Simbolisasi dari keislaman yang inklusif dan ramah,” tambahnya.

Dirinya menjelaskan, ada perbedaan antara umat Islam di Indonesia dengan Timur Tengah. Perbedaan tersebut tampak dari karakeristik umat Islam di Indonesia dengan perjuangkan demokrasi.

“Umat Islam di Indonesia punya jasa membangun akar-akar demokratisasi.  Demokrasi itu cirinya partisipasi masyarakat, kebebasan bergerak, peduli pada politik negara. Ini yang tidak dimiliki di Timur Tengah,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka