Jakarta, Aktual.com – Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia, Mira Sumirat mengaku heran dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang justru menutup lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.

Hal ini berkaitan dengan pemberlakukan otomatisasi gardu tol mulai akhir bulan ini. Per 31 Oktober 2017, semua transaksi pada gardu tol diwajibkan menggunakan e-toll atau transaksi elektronik.

Menurutnya, kebijakan ini tentunya berpotensi akan menimbulkan PHK massal lantaran penjagaan gardu tol telah menggunakan mesin.

“Di negara-negara maju saja, kayak Korea, Cina atau Malaysia yang dekat dengan kita, itu masih 50 persen pakai tenaga manusia,” ujar Mira ketika dihubungi Aktual, Rabu (4/10).

Bahkan menurut Mira, proporsi penggunaan tenaga manusia pada gardu tol di Republik Rakyat Tiongkok masih mencapai 80%. Hal ini diketahui langsung oleh Mira saat berkunjung ke negeri Tirai Bambu ini pada bulan lalu.

“Ketika saya tanya, mereka cuma jawab, ‘mau ditaruh mana 1,3 miliar rakyat kami kalau semua pakai mesin’,” kata Mira mengutip ucapan salah satu pejabat negara RRT.

Oleh karenanya, Mira pun tidak habis pikir dengan kebijakan pemerintah yang justru menerbitkan kebijakan tanpa pikir panjang. Padahal jika dibandingkan dengan negara-negara di atas, tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia masih belum sebanding.

“Negara-negara maju saja masih sampai segitunya mikirin pekerjaan untuk rakyatnya, yang saya heran kok Indonesia malah pengen ngilangin lapangan kerja sih,” tutupnya.

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby