Pedagang beras membereskan beras di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2018). Kenaikan harga komoditas beras yang terjadi sejak akhir 2017 telah semakin menurunkan daya beli kalangan buruh. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai kondisi itu semakin memperburuk kondisi ekonomi para buruh. pemerintah juga terkesan kewalahan saat gejolak terbukti terjadi. Hal ini terbukti dengan perbedaan data yang ditunjukkan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, hingga Badan Urusan Logistik (BULOG) terkait data stok beras. AKTUAL/Tino Oktaviano

Kudus, Aktual.com – Harga beras di pusat perdagangan beras di Pasar Baru Kudus, Jawa Tengah, pada pekan ini mulai naik secara bervariasi, menyusul terbatasnya stok beras di pasaran karena sejumlah daerah selesai panen tanaman padi.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Baru Kudus Bandi, mengatakan kenaikan harga beras terjadi sejak sepekan terakhir menyusul terbatasnya stok beras di pasaran.

Hal itu, kata dia, terjadi lantaran di Kabupaten Kudus dan sekitarnya sudah melewati masa panen untuk musim tanam pertama.

Sementara stok beras yang tersedia saat ini, lanjut dia, berasal dari wilayah Jawa Timur.

“Informasinya, harga kulakan dari Jatim sudah mahal, belum ditambah ongkos angkutnya sehingga dijual di tingkat konsumen tentu lebih mahal,” ujarnya, Kamis (15/3).

Harga jual beras jenis SS biasa saat ini naik menjadi Rp9.400 per kilogram, sedangkan sebelumnya dijual dengan harga Rp9.100/kg untuk tingkat pedagang.

Untuk beras jenis SS super, katanya, naik Rp400 menjadi Rp9.800/kg.

Transaksi penjualan beras selama sepekan terakhir, lanjut dia, cenderung sepi karena penjualannya tidak sampai 1 ton per hari.

“Hari ini (15/3) baru menjual tiga sak atau 75 kg, sedangkan sehari sebelumnya hanya mampu menjual 8 kuintal beras,” ujarnya.

Meskipun transaksi penjualan cenderung lesu, stok beras yang dimiliki mencapai 7 ton untuk antisipasi lonjakan permintaan menyusul stok beras di pasaran sedang menipis karena sudah melewati musim panen.

Kusmiyatun, pedagang beras lainnya mengakui, pekan ini memang ada kenaikan harga jual beras, menyusul langkanya stok beras di pasaran karena hampir semua daerah telah melewati musim panen.

Bahkan, lanjut dia, dirinya saat ini belum bisa menambah stok beras karena mahalnya harga kulakan.

Stok beras yang tersedia, katanya, hanya tersisa 2 ton.

Transaksi penjualan, lanjut dia, cenderung lesu karena transaksi penjualannya per hari tidak sampai 1 ton.

Padahal, kata dia, mayoritas pelanggannya merupakan pedagang sehingga beras yang dibeli dalam jumlah besar karena hendak dijual kembali.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: