Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berjalan saat dipanggil Komisi XI DPR, di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2018). Gubernur BI mengatakan pelemahan rupiah saat ini disebabkan dolar AS yang terlalu menguat. Hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi AS menguat, sementara negara lain mengalami perlambatan. Bank Indonesia juga memastikan akan terus melakukan stabiliasasi agar pelemahan nilail tukar rupiah terhadap dolar AS tidak semakin dalam. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan relatif stabil dan cenderung menguat setelah sempat mengalami tekanan akibat gejolak ekonomi global.

“Kalau kita lihat perkembangan nilai tukar rupiah minggu ini , hari ini dan dalam beberapa waktu ke depan, alhamdulilah kecenderungannya nilai tukar rupiah itu stabil, bahkan ada kecenderungan menguat,” ujar Perry saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (21/9).

Perry menuturkan, ada tiga faktor pendukung stabil dan menguatnya Rupiah. Pertama yaitu, meredanya risiko di pasar keuangan global terutama terkait ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan CHina maupun di pasar keuangan.

Bahkan, lanjut Perry, banyak investor global termasuk pengelola investasi (fund manager) besar, melihat bahwa perang dagang tersebut tidak berdampak baik bahkan terhadap ekonomi AS sehingga mereka mulai kembali berinvestasi ke berbagai negara berkembang.

“Sekali lagi, perang dagang ini tidak berdampak baik, tidak hanya bagi ekonomi global tapi juga bagi ekonomi AS sehingga mereka mulai mengalokasikan portfolio yang tempo hari ditarik dari emerging market kembali ke emerging market,” kata Perry.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid