Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto intruksikan kader Golkar khususnya Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) saat diskusi politik dengan tema "Digital Demokrasi, Generasi Y & Perubahan Strategi Pemenangan Pemilu" di gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (2/9). Setya Novanto mengatakan, Joko Widodo bisa sukses menjadi Presiden RI karena media sosial, popularitas mengantarkan Jokowi jadi Gubernur DKI Jakarta dan akhirnya memenangkan pemilu Presiden 2014. Novanto pun menginstruksikan para kader menggunakan dan memanfaatkan media sosial guna kembali memenangkan Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menyatakan bahwa partainya akan tetap mendukung penuh Joko Widodo untuk maju sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pemilihan Umum 2019 mendatang. Idrus menyebut dukungan tersebut sudah merupakan harga mati bagi partai berlambang pohon beringin ini.

Pasalnya kata Idrus, dukungan ini sudah sesuai dengan hasil Musyawarah Nasional (Munas) dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) beberapa waktu lalu, di mana Partai Golkar telah mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi sebagai Capres 2019.

“Pencalonan Jokowi sebagai presiden adalah harga mati, karena itu sudah menjadi keputusan Munas dan keputusan Rapimnas. Kita sudah deklarasi 18 Juli 2016 di Istora Senayan. ini sudah kita deklarasikan,” ujar Idrus di Jakarta, Sabtu (22/7).

Idrus memaparkan bahwa saat ini fokus Partai Golkar adalah menyukseskan pemerintahan Jokowi-JK hingga akhir periode. Selanjutnya, pihaknya akan kembali mensukseskan Jokowi agar terpilih sebagai Presiden pada Pemilu 2019 nanti.

Ia menambahkan, oihaknya sangat konsisten mendukung Jokowi dan keputusan tersebut tidak akan berubah, meskipun sang Ketua Umum, Setya Novanto sedang tersangkut kasus dugaan korupsi KTP elektronik.

“Fokus kita sekarang gimana kepemimpinan Jokowi-JK pada periode ini sukses. Yang kedua kesuksesan ini memiliki implikasi terhadap bagaimana rakyat meresponnya dan Golkar akan melakukan langkah-langkah untuk memenangkan Jokowi pada tahun 2019 yang akan datang,” tutur Idrus.

Lebih lanjut, Idrus berharap Pemilu 2019 nanti tidak akan diwarnai oleh kemunculan isu SARA (Suku, agama, ras antar golongan), melainkan lebih mengedepankan aspek pemaparan konsep dan gagasan.

“Isu Sara, agama, etnis sejatinya nggak muncul lagi di Pilpres 2019. Karena Golkar melihat kontestasi persaingan itu, persaingan konsep dan gagasan,” tandasnya.

Ketika ditanya siapa calon terberat Jokowi di pertarungan Pilpres 2019, Idrus enggan menjawab.

“Kita nggak bisa (jawab). Terberat kita adalah bagaimana meyakinkan rakyat bahwa Jokowi yang terbaik, itu aja,” kata dia.
Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Teuku Wildan
Editor: Arbie Marwan