Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Ketua Panitia IMF dan Bank Dunia 2018 Luhut Binsar Panjaitan, berpose dalam penutupan pertemuan IMF dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Minggu (14/10).

Jakarta, aktual.com – Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade, mengatakan Tuhan menunjukkan ketidaknetralan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menkeu Sri Mulyani jelang Pilpres 2019.

“Dia (Luhut dan Sri Mulyani) memang kampanye terselubung,” kata Andre Rosiade kepada wartawan di Jakarta, Jumat (19/10).

Ketidaknetralan kedua menteri itu karena mereka melakukan kampanye terselubung di ajang internasional penutupan pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali, dengan mengarahkan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dan Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde untuk berpose dengan satu jari. Padahal, sebelum dikoreksi kedua menteri itu, Yong Kim dan Christine Lagarde, berpose dengan dua jari.

Saat melakukan koreksi kepada Yong Kim dan Lagarde, suara kedua menteri itu terdengar di pengeras suara, karena mikroponnya tetap menyala.

“Itulah tangan Tuhan bermain membuka kedok ketidaknetralan. Tuhan menunjukkan dengan mik itu nyala,” ucapnya.

Andre menilai, kedua menteri tersebut tidak becus dalam menjalankan tugasnya, sehingga perekonomian Indonesia menjadi terpuruk.

“Pantas nilai tukar Rupiah kita berantakan. Pantas ekonomi kita rusak, karena menterinya nggak berpikir ngurusin rakyat. Nggak berpikir kinerja. Mikirinnya pilpres,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Andre menyarankan kepada kedua menteri tersebut untuk mundur sebagai pejabat negara. “Jadi saran saya, Luhut dan Sri Mulyani mundur saja, jadi timses (Joko Widodo-Ma’ruf Amin) beneran,” tutur Andre.

Untuk diketahui, pasangan Capres Joko Widodo-Ma’ruf Amin adalah pasangan nomor urut 1 dalam Pilpres 2019. Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mendapat nomor urut 2.

Artikel ini ditulis oleh: