Rizal Ramli, mengkritik habis kebijakan pemerintah yang doyan ngutang, sampai-sampai Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sendiri lupa uang itu larinya kemana. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior dan Menteri Koordinator Perekonomian era Gus Dur, Rizal Ramli mengkritisi kinerja para pembantu Presiden yang tak mampu menggenjot daya beli masyarakat.

Padahal daya beli itu menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. Dan dirinya sudah sering menyarankan ke pemerintah dalam rangka mengenjot daya beli ini salah satu cara yang tepat adalah sistem importasi dari kuota menjadi tarif.

“Jika sistem impor diganti tarif, maka harga akan lebih murah. Itu otomatis bisa menggenjot daya beli. Cara itu gampang. Taoi memang mesti berani untuk sikat mafia,” ujar Rizal kepada Aktual.com, Senin (2/10).

Karena fakta selama ini, kata dia, beberapa komoditas justru mengalami kenaikan harga yang tinggi. Seperti gula, harga di Indonesia dibanding negara lain juatru lebih mahal 200 persen.

Hal yang sama juga terhadap komoditas lain seperti daging, bawang, kedelai dan lainnya.

“Harga gula kita lebih mahal 200 persen dari harga di luar negeri. Ini sudah rakyatnya miskin minum gula malah dua kali lebih mahal. makan kedelai dua kali lebih mahal, hampir semuanya impor dan itu lebih mahal semua,” kritik Rizal.

Kenapa ini jadi mahal? Kata Rizal, karena hampir semuanya impor dengan sistem kartel. Dan importirnya itu hanya enam orang pemainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby