Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan bahwa kicauan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di media sosial twitter yang menyindir pembantu Presiden Jokowi karena acap kali membuat kegaduhan stabilitas politik di dalam negeri, sebagai sebuah respon negatif.
Lantaran, dalam pernyataannya, Prabowo Subianto menyayangkan sikap para pembantu presiden yang tidak sesuai dengan pernyataan presiden akan stabilitas politik terkait perbaikan ekonomi.
“Yang kami ingat itu kan karena Pak Jokowi pada rapat konsultasi mengatakan ‘saya bisa minta Pak Laoly (Menkum HAM Yasonna Laoly) untuk tidak banding’, gitu loh,” ujar Fahri, di Komplek Parlemen, Senayan, Jumat (22/5).
Untuk diketahui, banding yang dimaksud Fahri adalah upaya yang dilakukan Menkumham setelah SK-nya tentang kepengurusan Partai Golkar Agung Laksono dibatalkan PTUN. Meski tak secara langsung menyebut, tetapi upaya banding dinilai memperkeruh suasana.
Kendati demikian, manajemen menteri menurut dia adalah domain presiden. Oleh karena itu, ujar Fahri, berpendapat, pimpinan DPR tak perlu melakukan rapat konsultasi yang membahas soal kinerja menteri.
“Dan mohon maaf saya terpaksa ngomong juga, teman-teman PDIP juga waktu itu beri kabar ya, bahwa enggak ada banding, gitu loh. Jadi ini enggak ngerti kita sendiri apa yang terjadi gitu loh?” ungkap dia.
Padahal, jika Laoly tak ajukan banding maka Golkar kubu Agung mungkin juga tidak mengajukan banding. Kemudian edua kubu dapat mendaftarkan calon bersama-sama untuk Pilkada serentak.
“Kan kalau enggak ada banding enak kan Pak Agung sama Pak Ical tinggal ketemu ‘Gung, ini loh masa 269 Pilkada golkar hilang.”

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang