Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon memuji keberanian aktivis Ratna Sarumpaet yang sempat cekcok dengan Menteri Koordinator Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Pandjaitan di sekitar Danau Toba, Senin (2/7) kemarin.

“Saya kira Bu Ratna Sarumpaet ini hebat luar biasa berani. Saya kira kita butuh figur-figur yang berani seperti itu untuk menuntut hak,” kata Fadli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/7).

Menurut Fadli, para korban hilang tenggelamnya KM Sinar Bangun beserta keluarganya memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan dan pembelaaan yang maksimal dari pemerintah.

“Masak belum apa-apa (pemerintah) sudah give up, kan udah diketahui titiknya itu di mana, sudah diketahui tempat jatuhnya atau tenggelamnya kapal tersebut kemudian tinggal melakukan evakuasi 450 meter,” sesal Fadli.

“Memang itu cukup dalam, tapi kan orang udah nyampai ke bulan udah nyampai ke mana, masak di situ enggak bisa. Kalau enggak bisa pemerintah Imdonesia minta bantuan negara lain lah, ibaratnya begitu,” sambungnya.

Ia pun mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Meskipun demikian, Fadli menilai jika upaya pemerintah belumlah maksimal lantaran belum ditemukannya 164 jasad korban dalam dua pekan ini.

“Usahanya jelas ada, kita apresiasi, tapi belum maksimal. Harusnya betul, Masak udah ketahuan lokasinya di mana, kan tinggal evakuasi,” kata dia.

Sebelumnya, Ratna diusir karena menerobos masuk dan tiba-tiba saja memaki-maki Menteri Koordinator Bidang Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, yang sedang berdialog dengan keluarga korban kapal tenggelam.

“Saya mewakili keluarga korban, ini tidak boleh dihentikan. Semua mayat harus diangkat, baru boleh dihentikan. Jangan ada berani menghentikan,” kata Ratna kepada Luhut.

Tindakan Ratna itu juga memicu kemarahan perwakilan keluarga korban. Seorang wanita dari keluarga korban tiba-tiba berdiri di antara Ratna dan Luhut. wanita berpakaian adat itu langsung menghardik Ratna.

“Ibu, Saya lebih paham Danau Toba, jangan disalahkan pemerintahan, masyarakat juga salah. Adat, adat. Bu, jangan salahkan pemerintah. Masyarakat juga ada salahnya, tidak membersihkan,” kata wanita itu sambil menunjuk ke arah wajah Ratna dengan penuh amarah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan