Aktifitas jual beli di Pasar Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Badan Pusat Statistik merilis dari kelompok pengeluaran, bagan makanan mengalami deflasi sebesar 0,07% dengan andil dalam inflasi September 2016 sebesar -0,01%. Aktual/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Kepala Kantor Perwakilan BI Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga mengatakan secara nasional bersama pemerintah telah menyepakati enam langkah strategis untuk mencapai target pengendalian inflasi 2017 pada rentang 3 hingga 5 persen.

“Keenam langkah strategis itu antara lain kelompok harga barang bergejolak, kenaikan tarif administrasi STNK dan penyesuaian harga listrik pelanggan 900 VA,” katanya di Kupang, Rabu (8/3).

Langkah selanjutnya kata dia mencermati dampak lanjutan dari rentetan kebijakan pemerintah dan langkah keenam adalah memperkuat bauran kebijakan Bank Indonesia untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi.

Untuk langkah pertama yaitu inflasi kelompok harga barang bergejolak (volatile food) harus dijaga di rentang 4 hingga 5 persen untuk meredam tekanan inflasi di 2017 yang semakin kencang karena kenaikan harga minyak dunia dan harga barang yang diatur pemerintah (administered prices).

“Untuk menjaga ‘volatile food’, kita akan perkuat infrastruktur logistik pangan di daerah khususnya pergudangan untuk stok komoditas,” katanya.

Untuk menjaga inflasi “volatile food”, katanya, BI dan pemerintah juga akan memngoptimalkan sistem data lalu lintas barang nasional, terutama komoditas pangan.

“Kami punya pusat informasi harga pangan startegis, dimana kami bisa tahu setiap hari tentang 10 harga pangan paling sensitif yang terdiri 21 varian. Kalau harga itu bisa kami kaji maka bentuk tindak lanjut semakin bisa terukur dan tepat waktu,” katanya.

Ia mengakui salah satu fokus paling penting dalam menjaga inflasi adalah produksi dan pasokan komoditas pangan di daerah.

Untuk itu, kata dia, Kementerian Keuangan akan mengoptimalkan instrumen dan insentif fiskal untuk pemerintah daerah untuk menjaga stabilisasi harga.

Selain menjaga “volatile food”, langkah strategis kedua adalah meredam dampak lanjutan dari peningkatan tarif komponen “administered prices” yang sudah diambil pemerintah pada Januari 2017, yakni kenaikan tarif administrasi STNK dan penyesuaian harga listrik pelanggan 900 VA.

“Mesti diwaspadai adanya kemungkinan penyesuaian harga di ‘administered prices’ yang sudah dilihat adalah listrik 900 VA dan biaya pemrosesan STNK yang kalau naik tinggi akan pengaruhi. Kami juga antisipasi penyesuaian harga BBM,” ucapnya.

Berikut katanya langkah strategis ketiga adalah mencermati dampak lanjutan dari rentetan kebijakan pemerintah, termasuk perubahan pemberian subsidi langsung menjadi transfer tunai seperti untuk pupuk, Rastra, dan LPG tiga kilogram. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka