Terdakwa Kasus Penistaan Agama yang juga Gubernur non Aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghadiri sidang lanjutan ke-9 di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (7/2/2017). Sidang ke-9 tersebut menghadirkan 2 orang saksi fakta dari kepulauan seribu dan 1 orang saksi. Foto/merdeka.com-Pool/M. Luthfi Rahman

Jakarta, Aktual.com – Pimpinan Rumah Amanat Rakyat, Ferdinand Hutahaean, menyarankan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) supaya kembali menjiwai nilai-nilai Pancasila dengan tidak menjauhi agama dalam kehidupan bernegara.

“Kepada Ahok kami sarankan, sebaiknya berdemokrasilah dengan hikmat dan kebijaksanaan sebagaimana diatur Pancasila. Jangan jauhkan agama dari kehidupan negara dan rakyat,” ujarnya melaui siaran persnya, Minggu (12/2).

Pernyataan ini menanggapi ucapan Ahok soal memilih pemimpin berdasar agama adalah melanggar konstitusi. Ferdinand menilai ucapan itu hanya layak dilontarkan seorang atheis yang tidak meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.

Padahal, kata dia, Ahok adalah seorang beragama, namun dengan kalimat tersebut status Ahok sebagai orang beragama jadi perlu dipertanyakan. “Apakah Ahok pura-pura beragama? Hanya Ahok dan Tuhan lah yang tau,” sindirnya.

Bangsa ini adalah bangsa yang mengakui Tuhan, hidup berdasarkan ajaran Tuhan, hidup berdasarkan ajaran agama yang disampaikan oleh Tuhan melalui para nabi.

“Bangsa ini bukan bangsa yang hidup dengan ajaran Komunis seperti di Cina. Dengan demikian, siapapun yang ingin menjauhkan bangsa dan rakyat dari ajaran Agama, maka patut diduga orang tersebut adalah Komunis,” kata eks relawan Jokowi ini.

Lebih lanjut, pembukaan UUD ’45 telah jelas disebut ‘Atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa’ dan ‘bahwa negara Republik Indonesia disusun berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa’. Dua hal itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia hidup menurut kepada perintah Allah, TYME.

“Disini tidak terikat kepada satu agama saja, karena keyakinan orang tentu berbeda-beda meski seluruh ajaran agama inti pokoknya adalah jalan menuju setelah kehidupan yaitu surga, akhirat,” paparnya.

Maka untuk menuju itu, Tuhan menurunkan ajaran-ajaran kepada para nabi, dan kemudian saat ini ajaran-ajaran tersebut kita pelajari lewat agama. Dengan demikian, jelaslah sudah bahwa negara harus hidup menurut Tuhan, menurut Agama.

“Jangan salahkan publik jika kemudian publik menjadi bertanya tanya dan menduga-duga, apakah Ahok sedang menebar ajaran yang bertentangan dengan Agama yaitu paham Komunis?” tanya Ferdinand.

Laporan: Nelson Nafis

Artikel ini ditulis oleh: