Jakarta, Aktual.com – Progam efisiensi dan konservasi energi dirasa semakin menjadi tantangan ditengah dominasi energi fosil dan ketatnya daya saing industri dalam pertarungan pasar global.
Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Nuryatin Finahari mengatakan dominasi energi fosil nasional mesti dikurangi debagai upaya konservasi energi.
“Kondisi ini sangat menantang untuk ketahanan energi sebab permintaan energi terus naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi,” katanya secara tertulis, Selasa (22/11).
Ida menjelaskan, konsumsi energi di sektor industri pada tahun 2015 mencapai 229 juta BOE atau sekitar 35 persen konsumsi energi nasional. Konsumsi energi terbesar berada di sektor transportasi yang mencapai 260 juta BOE atau sekitar 40 persen.
Upaya konservasi energi perlu ditingkatkan untuk penghematan. Ida mengatakan, keberhasilan industri dalam konservasi energi akan diterapkan oleh industri lain karena akan menghasilkan efisiensi dan penghematan sehingga akan menguntungkan industri yang bersangkutan.
Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) Jon Respati mengatakan, hemat energi dan EBT merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
“Konservasi energi fosil seiring dengan EBT menjadi sumber daya energi bersih,” kata dia.

 

Pewarta : Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs