Tersangka kasus korupsi e-KTP Setya Novanto usai menjalani pemeriksaan kembali di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/11). Setnov diperiksa oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI terkait dugaan pelanggaran kode etik. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com-Direktur Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menyoroti drama yang tengah dilakoni Ketua DPR Setya Novanto, dimana drama tersebut kini tengah menjadi tontonan dan tertawaan negara-negara lain di dunia.

Sebastian pun menguraikan drama tersebut, mulai dari kasus ‘papa minta saham’, kemudian kini muncul lagi drama soal kasus dugaan korupsi KTP-elektronik.

“Bagaimana bisa, orang yang dalam tahanan (KPK) masih bisa jadi ketua? Ini kan sangat tidak waras,” cetus Sebastian di Kawasan Matraman, Jakarta, Kamis (30/11).

Selain itu ada kata dia drama sebelumnya yang juga diperankan oleh Novanto mulai saat dirinya mengundurkan diri, hingga kemudian bisa kembali menjadi Ketua DPR. Kemudian terkait kasus KTP-elektronik, seorang ketua pimpinan lembaga terhormat pernah diburu KPK dan menjadi DPO dan hal ini hanya terjadi di Indonesia

Sebastian pun menyindir jika Novanto tidak lagi punya legitimasi moral sebagai Ketua DPR. Bahkan Dia juga menilai jika peran Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) sebagai piham yang lelet saat pengambilan keputusan etik terkait status Novanto di DPR.

Sebastian pun berpendapat jika sikap yang ditunjukan MKD tak bernyali, sebaiknya MKD dibubarkan. “Karena enggak ada gunanya,” cetus dia.

Sebastian pun menyarankan jika kemudian tidak ada pilihan lain bagi kejayaan Golkar selain mengganti Novanto dari posisinya sebagai ketum maupun Ketua DPR RI. Ditambah lagi kini, dukungan Golkar oleh punlik menurut sejumlah survei, kata Sebastian, sudah cukup terjun bebas.

 

Pewarta : Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs